Kampus ITS, ITS News — Pemilihan Rektor (Pilrek) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) periode 2024-2029 kian dekat. Bantu kenalkan para Bakal Calon Rektor (Bacarek), Badan Kelengkapan (BK) Majelis Wali Amanat-Wakil Mahasiswa (MWA-WM) ITS bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS gelar Dialog Terbuka, Jumat (17/11).
Ketua pelaksana Dialog Terbuka, Muhammad Aiman Zhafran Wibawanto menyebutkan bahwa acara ini bertujuan untuk membantu mahasiswa mengetahui kapasitas dan arah tuju masing-masing Bacarek. Menurutnya, kegiatan ini penting dilakukan karena mahasiswa memiliki hak suara pada Pilrek mendatang. “Supaya mahasiswa bisa meyakinkan pilihannya, tidak hanya memilih berdasarkan rumor,” jelasnya.
Pada acara yang mengundang seluruh mahasiswa ITS ini, para Bacarek diberikan beberapa pertanyaan yang dibagi menjadi beberapa tema. Tema-tema tersebut adalah sarpras dan keuangan; kemahasiswaan; keamanan, citra kampus, dan world class university; serta pelayanan dan performa tendik dan dosen.
Salah satu pertanyaan yang dilontarkan pada Dialog Terbuka adalah tentang pemberian konversi kredit bagi para pemimpin Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Menjawab pertanyaan tersebut, Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc berpendapat bahwa mahasiswa yang aktif di Ormawa bisa mendapatkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “Selain dapat meningkatkan motivasi berorganisasi, SKPI juga dapat memberikan gambaran kemampuan kerja di luar program studi mahasiswa,” ujarnya.
Dr Machsus ST MT memberikan pandangan yang berbeda. Ia menyebutkan bahwa mahasiswa yang aktif di bidang kewirausahaan dan kepemimpinan dapat mengonversi mata kuliah di bidang technopreneurship. Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD pun setuju bahwa keaktifan mahasiswa di Ormawa tidak hanya dapat dikonversi sebatas Satuan Kredit Ekstrakulikuler Mahasiswa (SKEM), tetapi juga pada mata kuliah yang mengarah pada kepemimpinan dan kemasyarakatan.
Bacarek keempat yang menjawab pertanyaan ini, Prof. Lalu Muhamad Jaelani ST MSc PhD juga setuju dengan opsi konversi mata kuliah yang dapat diberikan kepada pengurus Ormawa. Menurutnya, mahasiswa yang menjadi pemimpin Ormawa dapat melakukan konversi ke mata kuliah leadership. “Kegiatan dapat dikonversi ke mata kuliah terkait, seperti KKN tematik atau sejenisnya,” ungkap Lalu.
Dalam tema Kemahasiswaan, pertanyaan pertama yang diajukan berkaitan dengan target ITS untuk menjadi entrepreneurial university di tahun 2045. Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai program, kebijakan, serta fasilitas yang akan diberikan nantinya untuk menghasilkan lulusan yang berjiwa entrepreneur.
Menjawab pertanyaan ini, Dr Eng Trika Pitana ST MSc menyampaikan bahwa yang terpenting adalah membentuk kurikulum yang mampu membantu mahasiswa agar memiliki jiwa Entrepreneur. Setuju dengan hal ini, Dr Umi Laili Yuhana SKom MSc menambahkan bahwa jiwa entrepreneur yang diperlukan adalah jiwa yang amanah, jujur, adaptif, inovatif, dan kreatif.
Di sisi lain, Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD berpendapat bahwa hal yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat mata kuliah Technopreneur dengan melibatkan para praktisi bisnis dalam mengajar. Sedangkan, menurut Prof Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah MEng CSCP CLTD, jiwa entrepreneur tidak hanya diperlukan dalam berbisnis, tetapi juga dalam bidang lain. “Seorang birokrat yang mempunyai jiwa entrepreneur juga dapat dilibatkan dalam mengajar,” jelasnya.
Pertanyaan kedua adalah mengenai cara yang akan dilakukan oleh para Bacarek untuk memperluas peluang karir dan magang bagi mahasiswa lulusan ITS apabila terpilih menjadi rektor ITS nantinya. Prof Subchan SSi MSc PhD berpendapat bahwa hal yang perlu dilakukan adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai perusahaan yang ada.
Memberikan pandangan berbeda, Prof Suntoyo ST MEng PhD menjawab bahwa salah satu caranya adalah dengan menjalin hubungan yang baik dengan para alumni ITS. Mengamini hal ini, Prof Dr Harus Laksana Guntur ST MEng menyampaikan bahwa salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mempertemukan alumni ITS yang telah sukses dengan para mahasiswa.
Sementara itu, Prof Dr Ir Sri Gunani Partiwi MT berpendapat bahwa terdapat untuk memperluas peluang karir dan magang, yaitu melalui internal maupun eksternal. Secara internal, ITS perlu membentuk lulusan yang unggul sehingga nantinya para perusahaan sendirilah yang akan datang. Sedangkan secara eksternal, hal yang perlu dilakukan adalah membangun kerjasama dengan berbagai perusahaan dan memanfaatkan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Pertanyaan keempat adalah tentang strategi yang nantinya akan diterapkan oleh Bacarek nantinya agar sistem penganggaran menjadi lebih fleksibel dan tidak perlu lagi menerapkan sistem reimburse. Hal ini ditanyakan sebab saat ini, setiap Ormawa ITS memiliki periodenya masing-masing. Alhasil, hal ini menyebabkan waktu pengajuan anggaran Ormawa pun menjadi berbeda-beda.
Menurut, Imam Baihaqi ST MSc PhD hal pertama yang perlu dilakukan untuk menangani hal tersebut adalah sinkronisasi sistem anggaran Ormawa dengan bidang keuangan agar dapat ditemukan jalan tengah yang tepat. Tidak jauh berbeda, Juwari ST MEng PhD berpendapat bahwa hal yang perlu dilakukan adalah merapikan tata kelola keuangan. Tiga hal yang menurutnya perlu diperhatikan dalam merapikan tata kelola keuangan adalah diperlukan, harga wajar, dan mengikuti aturan.
Sedangkan, menurut Prof Dr Eng Siti Machmudah ST MEng, hal yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan periode masing-masing Ormawa agar dapat selaras setiap tahunnya. Selain itu, periode Ormawa tersebut juga perlu disesuaikan dengan periode anggaran ITS yang sudah ada.
Pertanyaan terakhir dari tema kemahasiswaan ini adalah tentang langkah konkret yang akan dilakukan para Bacarek untuk menghasilkan lulusan ITS yang berkualitas. Maksud dari Lulusan yang berkualitas di sini adalah lulusan yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, inovatif, dan berkompeten dengan membawa nama baik kampus di kancah nasional maupun internasional.
Menjawab hal ini, Dr Surya Sumpeno ST MSc berpendapat bahwa salah satu hal yang perlu dilakukan adalah memastikan apa yang dipelajari mahasiswa ITS selaras dengan yang dikerjakannya. Memberikan pendapat berbeda, Prof Dr Tri Arief Sardjono ST MT menyampaikan bahwa agar dapat bersaing, seorang lulusan harus memiliki kemampuan, pengetahuan, daya tahan, jiwa kepemimpinan, dan kesehatan.
Sementara itu, Prof Dr Agung Purniawan ST MEng berpendapat bahwa untuk menghasilkan para lulusan yang berkualitas tersebut dibutuhkan program yang dapat mengembangkan karakter yang dibutuhkan, seperti kepemimpinan, manajerial, hingga budaya. Di sisi lain, menurut Prof Hamzah Fansuri SSi MSi PhD, untuk membantu mahasiswa agar dapat kreatif dan inovatif, ITS harus menyediakan tempat-tempat bagi mahasiswa untuk dapat berkreasi dan berinovasi. (*)
Reporter: Muhammad Fadhil Alfaruqi
Redaktur: Difa Khoirunisa
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)