Kampus ITS, ITS News — Pengrajin olahan ikan di sekitar Pantai Kenjeran, Surabaya, salah satunya penduduk Kapas Krampung belum sepenuhnya memanfaatkan potensi kekayaan hasil lautnya. Melihat hal tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melaksanakan pemberdayaan pengrajin olahan ikan guna menunjang ekonomi masyarakat.
Ketua tim KKN Abmas ITS, Nisa’u Lisa Ilin mengatakan bahwa penduduk Kapas Krampung tidak dapat memaksimalkan manfaat potensi bahari Pantai Kenjeran karena kurangnya strategi pengrajin dalam produksi dan pemasaran. Menurutnya, hal ini juga disebabkan faktor sarana prasarana yang terbatas. “Diperlukan pemberdayaan pengrajin olahan ikan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Untuk menjangkau pengrajin olahan ikan di daerah tersebut, tim KKN ITS menggandeng kelompok Industri Kecil Menengah (IKM) Dendeng Olahan Ikan Laut “NELAYAN-Q.” Tim yang dibimbing oleh dosen Departemen Matematika ITS, Drs Suhud Wahyudi MSi ini melaksanakan pelatihan ekonomi kreatif dan membagikan ilmu pemasaran digital yang lebih efektif meningkatkan penjualan produk.
Tak hanya pendampingan ekonomi, tim KKN Abmas ITS juga menginisiasi pemasaran digital melalui media sosial. Mendigitalisasi penjualan hasil kerajinan olahan ikan masyarakat sangat bermanfaat untuk memperluas jangkauan pasar. “Tim menggunakan YouTube sebagai media pengenalan produk,” ungkap mahasiswa Departemen Matematika ITS ini.
Selain itu, tim KKN ITS juga memberikan penyuluhan terkait inovasi produk serta sarana baru yang lebih modern dalam mengolah hasil kekayaan laut. Dalam pelaksanaannya, tim yang beranggotakan sepuluh mahasiswa Departemen Matematika ITS ini menjalankan survey lokasi terlebih dahulu. Survey ini dimaksudkan agar tim KKN ITS dapat merancang alat dengan spesifikasi yang sesuai untuk pengolahan ikan di daerah tersebut.
Lebih lanjut, hasil survei menunjukkan bahwa olahan ikan laut berupa dendeng merupakan produk yang paling sering ditemui di daerah ini. Maka, tim mendesain alat yang sesuai untuk produksi dendeng ikan laut. Selain itu, diberikan pula oven dan chopper kepada pengrajin karena proses produksi yang masih tradisional. “Pengrajin masih menggunakan cobek untuk menghaluskan ikan dan mengeringkan dendeng dengan memanfaatkan panas matahari.” ungkap mahasiswa angkatan 2020 ini.
Terakhir, dengan adanya pemberdayaan kepada UMKM di Surabaya ini, Nisa’ berharap agar produk inovasi baru dapat lahir lebih banyak dari masyarakat Kapas Krampung. Baginya, KKN Abmas ini berhasil memantik semangat masyarakat Kapas Krampung untuk terus berinovasi. “Semoga ilmu dan sarana prasarana yang diberikan dapat memperkuat daya saing serta perekonomian masyarakat,” tutup Nisa’ penuh harap. (*)
Reporter: Aghnia Tias Salsabila
Redaktur: Frecia Elrivia Mardianto
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)