Kampus ITS, ITS News — Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasikan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) di Perumahan Dosen (Perumdos) ITS Blok T, Rukun Warga (RW) 7, Keputih. Gerakan ini berhasil membawa daerah tersebut menjadi finalis ke-75 Lomba Kampung Surabaya Sehat (KSH) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Dosen Laboratorium Pengelolaan Limbah Padat dan B3 DTL ITS, Dr Susi Agustina Wilujeng ST MT mengungkapkan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh menumpuknya sampah rumah tangga di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Ironisnya, timbunan sampah yang membludak tersebut belum dibarengi dengan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. “Masyarakat masih terbiasa mengelola sampah dengan mengumpulkan, mengangkut, dan membuang begitu saja,” ungkap Susi.
Berangkat dari masalah tersebut, Susi dan timnya berinisiatif melakukan bimbingan dan penyuluhan 3R kepada segenap RW 7 setempat. Pada kesempatan tersebut, para warga diajarkan mengenai cara memilah sampah. Nantinya, sampah akan dikategorikan menjadi sampah kering dan sampah basah. “Sampah kering yang masih mempunyai nilai jual akan disimpan di Tabungan Sampah Terpadu (TasTe) ITS,” jelas Kepala Unit Pengembangan Smart Eco Campus ITS itu.
Lain halnya dengan sampah kering, sampah basah yang merupakan sampah organik akan diolah menjadi berbagai produk baru. Dengan memanfaatkan beberapa reaktor kompos, ujar Susi, sampah organik berupa sampah dapur dan dedaunan kering dapat disulap menjadi taman bagi kawasan permukiman. “Kami juga membuat pestisida dari sampah organik,” tutur Dosen Departemen Teknik Lingkungan (DTL) ITS tersebut menambahkan.
Selain itu, bimbingan yang menargetkan ibu rumah tangga Perumdos ITS Blok T tersebut juga melatih cara mengolah sampah buah dan sayur menjadi ekoenzim yang memiliki sejuta manfaat. Susi mengungkapkan, ekoenzim yang telah dibuat dapat digunakan sebagai pengganti pembersih lantai dan disinfektan alami. “Tak hanya itu, kami juga membantu para warga membuat sabun aromaterapi dari minyak jelantah,” bebernya.
Tak hanya mengurangi jumlah sampah rumah tangga, pelatihan besutan alumnus Teknik Penyehatan ITS ini juga mendukung peningkatan ekonomi para warga Perumdos Blok T. Ke depannya, baik sampah yang diolah produk maupun disimpan di TasTe ITS dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bagi para warga. “Mereka memperoleh pengetahuan dan potensi ekonomis secara bersamaan,” tukas Susi.
Reaksi positif dan antusiasme dari para warga Perumdos ITS Blok nyatanya menjadi pondasi yang membuat tim KKN Abmas DTL ini semakin gencar mendukung pelatihan tersebut hingga akhir. Susi mengatakan, progresivitas yang tercipta dari warga setempat dalam merawat lingkungan sangatlah pesat dan koordinatif. “Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya Perumdos Blok T ITS menjadi finalis ke-75 pada Lomba KSH dari 1.500 peserta,” ujarnya.
Pada ajang bertemakan Tuntas Kelola Sampah dengan Penerapan Ekonomi Sirkular ini, RW 7 berhasil mendominasi penilaian untuk pengelolaan lingkungan melalui berbagai indikator. Antara lain kebersihan lingkungan, sarana dan prasarana 3R, pengolahan sampah basah skala rumah tangga, dan keberadaan bank sampah. “Saya turut berbangga hati bisa membantu proses warga setempat menumbuhkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat,” pungkas Susi dengan bangga. (*)
Reporter: Hibar Buana Puspa
Redaktur: Difa Khoirunisa
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi