Kampus ITS, ITS News – Pemilihan Rektor (Pilrek) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang sudah dimulai sejak 19 Oktober lalu hampir sampai pada tahap akhir. Saat ini sudah mengerucut terpilih lima dari 20 Bakal Calon Rektor (Bacarek) yang terdaftar dan akan memasuki proses pemilihan di tingkat Senat Akademik ITS, besok Jumat (8/12).
Tahapan lanjutan proses Pilrek ITS ini disampaikan oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA di hadapan awak media dalam konferensi pers yang digelar di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS, Kamis (7/12). Kelima bacarek yang terpilih tersebut merupakan hasil penjaringan aspirasi di tingkat sivitas akademika mulai dari dosen, tenaga kependidikan (tendik) dan mahasiswa.
Guru besar Teknik Elektro yang biasa disapa Nuh ini mengatakan, keberlanjutan dari dipilihnya calon rektor akan dilangsungkan secara tertutup dan melalui proses yang lebih intens. “Proses pemilihan ini akan menyeleksi dari tiga calon rektor yang terpilih nantinya menjadi satu kandidat terbaik yang akan mengemban tugas sebagai rektor ITS periode 2024 – 2029,” jelas Nuh.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini memaparkan, terdapat lima bacarek yang akan melanjutkan proses pilrek saat ini. Yakni Agus Muhammad Hatta MT MSi PhD dari Departemen Teknik Fisika, Bambang Pramujati ST MScEng PhD dari Departemen Teknik Mesin, Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Dr Ir Machsus ST MT dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, dan Prof Dr Ir Sri Gunani Partiwi MT dari Departemen Teknik Sistem dan Industri.
Kelima bacarek tersebut ditentukan lewat jaring aspirasi dari 29.123 orang, yaitu 1.057 dosen, 1.084 tendik, dan 26.982 mahasiswa ITS melalui sistem daring bernama e-aspirasi. “Dengan rincian perolehan suara mencapai 90,82 persen dari dosen, 91,33 persen dari tendik, dan 55,29 persen dari mahasiswa,” ungkap Nuh.
Lebih lanjut, Ketua Senat Akademik (SA) ITS Prof Dr Syafsir Akhlus MSc menyampaikan, pemilihan tiga Calon Rektor (Carek) akan dilakukan melalui Sidang Tertutup SA yang akan dilaksanakan pada 8 Desember 2023. Pada tahap pemilihan ini akan dihadiri oleh seluruh anggota SA ITS berjumlah 71 orang. “Kandidat tiga calon rektor akan diumumkan melalui konferensi pers nantinya,” tutur lelaki yang akrab disapa Akhlus ini.
Setelah itu, proses Pilrek ini akan mencapai tahap akhir dengan dipilihnya rektor lewat rapat pleno di Majelis Wali Amanat (MWA) ITS yang dijadwalkan juga pada bulan Desember ini. Ketiga nama carek yang terpilih juga akan dikirimkan oleh MWA ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memperoleh suara juga dari Mendikbudristek. Setelah mendapatkan suara menteri, proses pemilihan kembali dilakukan di tingkat MWA ITS untuk menentukan satu orang sebagai Rektor ITS terpilih.
Pada kesempatan yang sama, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng berharap adanya regenerasi jabatan rektor ini mampu melanjutkan estafet kemajuan ITS. Melalui pemilihan rektor ini pula, ia menginginkan proses tersebut dapat menjadi ajang yang mampu dipercaya oleh seluruh elemen warga ITS. “Kita ingin pemilihan rektor ini berjalan alami dan natural tanpa ada kecurangan, agar terhindar dari hal-hal yang kurang baik,” terang Guru Besar Teknik Elektro ini.
Ashari menyampaikan, tahap akhir dari proses pemilihan rektor ini nantinya akan diselenggarakan pada tanggal 20 Desember 2023 dengan mengumumkan nama rektor yang terpilih. “Harapannya, momen ini dapat melahirkan sosok pemimpin yang mampu membawa ITS menuju ke arah yang lebih baik,” tandasnya optimistis. (HUMAS ITS)
Reporter: Nabila Rahadatul Aisy Koestriyaningrum
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan atas inovasi anak bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih