Kampus ITS, ITS News — Melihat potensi kemandirian pesantren di Indonesia, Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian Masyarakat (Abmas) berbasis Produk. Dengan program One Pesantren One Product (O.P.O.P.), KKN Abmas ini dilaksanakan di Pondok pesantren (Ponpes) Sunan Kalijaga Jombang dengan hasil produk keripik pisang variatif.
Ketua tim, Lukman Atmaja PhD mengungkapkan bahwa selain pemanfaatan lahan kebun, tim KKN Abmas ITS juga memberikan sosialisasi kepada para santri tentang pengolahan pisang menjadi produk yang bernilai jual. “Adanya lahan kebun pisang yang belum terkelola ini sangat disayangkan, padahal pisang dapat menjadi produk keripik pisang dengan variasi yang beragam,” jelasnya.
Lebih lanjut, Lukman menjelaskan, inovasi produk ini adalah berupa keripik pisang dengan beberapa macam variasi rasa. Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan dengan tren generasi muda saat ini. “Pelaksanaan KKN Abmas ini berlangsung selama tiga bulan dengan monitoring secara bertahap dua hingga empat minggu sekali,” ungkapnya.
Menyambung pernyataan tersebut, Lukman membagikan bahwa tim KKN ITS memberikan pendampingan mulai dari persiapan sarana alat produksi, proses produksi, pemasaran produk, hingga sertifikasi halal. “Sebagai mitra, Ponpes Sunan Kalijaga akan berperan sebagai peserta pelatihan dan pendampingan, yang sekaligus menjadi bakal pemilik dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini,” ujarnya.
Sebagai informasi, materi pelatihan yang telah diberikan meliputi penyiapan bahan baku, teknis pemotongan pisang yang tepat, teknis penggorengan keripik, penggunaan aditif untuk berbagai varian rasa, pembuatan logo produk, pengemasan, dan pemasaran. Pelatihan-pelatihan ini dilakukan di lingkungan pesantren dihadiri oleh para pengurus ponpes dan santri.
Dosen Departemen Kimia ITS ini membagikan, dari kajian awal, ia dan tim mengetahui bahwa selama ini, pisang hasil panen hanyalah dijual sebagai buah segar. “Akan ada resiko kerugian yang lebih besar karena umur pisang yang terbatas dibandingkan dengan pisang yang telah menjadi olahan kering,” terangnya.
Menyambung pernyataannya ini, buah pisang akan diolah lebih lanjut dan dijadikan keripik pisang sebagai produk turunan utama. Namun, dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga dan sarana, tim KKN ITS mengupayakan implementasi melalui serangkaian proses produksi yang sederhana.
Memperjelas harapan tim, Lukman mengungkapkan bahwa melalui KKN Abmas ini diharapkan dapat mengaktifkan kembali lahan kebun yang sudah mati hingga menjadi sumber ekonomi yang dapat bertahan lama. “Karena bukan hanya sosialisasi pengolahan pisang, tim kami juga melakukan pendampingan intensif hingga produk dapat menjadi barang UMKM yang layak,” paparnya.
Kedepannya, tim KKN Abmas ini akan terus melakukan monitoring perkembangan pengolahan keripik pisang. Selanjutnya, juga akan diajukan pendaftaran produk UMKM untuk dapat masuk ke berbagai pusat oleh-oleh Jombang. “Ada perasaan turut bahagia setelah berhasil menghidupkan kembali lahan yang mati, sharing ilmu, serta perjuangan mendaftarkan produk ke UMKM,” tandasnya.(*)
Reporter: Faadhillah Syhab Azzahra
Redaktur: Difa Khoirunisa
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)