Dr Arina Hayati ST MT (jilbab ungu paling kiri) dan tim KKN Abmas ITS bersama pengelola Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB), Surabaya
Kampus ITS, ITS News — Masalah fasilitas pendidikan bagi masyarakat berkebutuhan khusus menjadi perhatian serius. Merespon hal tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merumuskan audit kelayakan fisik bangunan dan lingkungan Sekolah Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB), Surabaya.
Ketua tim pengabdi, Dr Arina Hayati ST MT mengatakan bahwa kualitas fisik bangunan Sekolah YPAB berangsur menurun. Hal tersebut mengakibatkan bangunan rentan roboh dan dapat membahayakan keselamatan siswa dan guru. “Awal tahun ini, kami menerima laporan bahwa plafon di salah satu ruangan sempat roboh,” ujar Arina.
Lebih lanjut, bangunan sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1986 tersebut belum pernah diperiksa kelayakan fisiknya. Padahal, menurut dosen Departemen Arsitektur ITS ini, rentang waktu ideal untuk mengaudit kelayakan bangunan adalah lima tahun sekali. “Pihak pengelola memerlukan audit kelayakan bangunan, tetapi terkendala biaya,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia bersama tim KKN Abmas ITS mengaudit kelayakan fisik bangunan Sekolah YPAB yang hasilnya dirangkum ke dalam bentuk laporan. Selain laporan hasil audit, tim tersebut juga menyusun skema bangunan sebagai arsip yang memudahkan pengelola untuk melakukan renovasi. Arina menambahkan, kedua luaran ini sangat membantu yayasan dalam mengambil tindakan lebih lanjut.
Salah satu mahasiswi tim KKN Abmas ITS merancang skema bangunan menggunakan software AutoCAD
Kegiatan yang dimulai sejak Maret 2023 ini dibagi menjadi empat tahap. Pada tahap pertama, tim melakukan inspeksi awal dan berdiskusi dengan pihak pengelola Sekolah YPAB mengenai kondisi bangunan. Terdapat lima bangunan yang perlu diaudit, antara lain pendopo, bangunan kesenian, ruang gamelan, ruang guru, dan ruang komputer.
Selanjutnya pada tahap kedua, tim yang terdiri dari 23 mahasiswa Departemen Arsitektur ITS ini dibagi menjadi lima kelompok untuk mengukur dan menyusun skema dari masing-masing kelima bangunan tersebut. Di samping itu, mahasiswa juga melakukan wawancara kepada siswa mengenai perspektif mereka akan kondisi bangunan sekolah. “Sebagian besar siswa kurang memahami seberapa bahayanya kondisi bangunan sekolah ini,” papar Arina.
Mahasiswa tim KKN Abmas ITS melakukan pengukuran dan pengecekan kondisi fisik bangunan Sekolah YPAB
Tak terhenti sampai disitu, pada tahap ketiga, tim melakukan audit visual dengan mengecek elemen bangunan seperti atap, plafon, dinding, pintu dan jendela, lantai, serta struktur kolom dan balok. Elemen-elemen tersebut selanjutnya didokumentasikan dan diukur tingkat kerusakannya ke dalam tiga tingkat, yakni ringan, sedang, dan berat. “Hasil audit ini kemudian kami paparkan kepada pihak pengelola pada tahap keempat,” imbuh alumnus Departemen Arsitektur ITS ini.
Melalui KKN Abmas ini, Arina berharap akan ada peluang kerja sama lain antara ITS dengan Sekolah YPAB, baik dalam penelitian, pengajaran, maupun pengabdian. Ia juga berencana untuk melanjutkan kegiatan ini guna mewujudkan tujuan ke-11 Sustainable Development Goals (SDGs), yakni meningkatkan kualitas lingkungan yang inklusif. “Karena kita pengabdi, kita harus menerima permasalahan yang ada untuk menghasilkan luaran yang bermanfaat,” pungkasnya mantap. (*)
Reporter: Aghnia Tias Salsabila
Redaktur: Difa Khoirunisa
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan eksistensinya di kancah global dengan menempati posisi
Kampus ITS, ITS News — Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar lima persen pada 18 Maret 2025 lalu
Kampus ITS, ITS News — Membawa perubahan baru dalam dunia teknologi kecerdasan buatan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Isu krisis iklim yang kian membutuhkan solusi nyata mendorong Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR