Prof Dr Ir Mokh Suef MScEng ketika menyampaikan orasi ilmiahnya dalam pengukuhan sebagai Guru Besar ke-186 ITS
Kampus ITS, ITS News – Kepuasan pelanggan merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan keberlanjutan sebuah industri. Namun, subjektivitas parameter kepuasan pelanggan yang digunakan hingga kini dinilai masih kurang optimal dalam menilai. Oleh karena itu, Guru Besar ke-186 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ir Mokh Suef MScEng merancang sebuah perhitungan matematis dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Kualitas, Kepuasan Pelanggan, dan Keberlanjutan Industri, ia menjelaskan bahwa untuk menentukan keberlanjutan sebuah industri, khususnya dalam industri manufaktur, maka kualitas produk atau jasa yang ditawarkan haruslah linear dengan kepuasan dari pelanggan. “Dengan kualitas produk yang baik, pelanggan akan puas dan citra positif perusahaan pun meningkat,” ujarnya.
Prof Dr Ir Mokh Suef MScEng ketika sedang melakukan aktivitas di Laboratorium Sistem Manufaktur ITS guna menunjang penelitiannya
Namun, menurut dosen yang akrab disapa Suef ini, hingga kini masih banyak perusahaan yang menggunakan sistem kuesioner dalam menentukan kepuasan pelanggan. Hal itu pun dianggap tidak efektif karena rendahnya tanggapan responden, lamanya waktu untuk mendapatkan hasil dari responden, dan kebiasan dari tanggapan responden. “Maka perlu digunakan formula khusus untuk menilai kepuasan pelanggan berdasarkan pendekatan atribut kualitas,” tuturnya.
Pertama, untuk menentukan kepuasan pelanggan diperlukan atribut utama. Menurut Suef lagi, atribut utama merupakan atribut produk yang tidak diminta oleh pelanggan, tetapi dapat membuat pelanggan terkesan jika ada. Dari definisi tersebut, atribut utama menitikberatkan pada inovasi produk dari perusahaan. “Secara matematis melibatkan parameter indeks inovasi produk, rasio kedewasaan produk, dan tingkat kualitas produk,” tambahnya.
Skema analisis What-if yang digagas oleh Prof Dr Ir Mokh Suef MScEng terkait penetapan tingkat kualitas atribut produk
Lebih lanjut, dosen dari Departemen Teknik dan Sistem Industri itu menyebutkan, atribut berikutnya adalah atribut wajib. Yaitu atribut produk yang diinginkan oleh pelanggan, sehingga jika produk tidak sesuai pelanggan akan kecewa. Dengan demikian, antara kualitas produk dan kepuasan pelanggan akan berjalan secara linear. “Dalam formulanya, parameter yang terlibat sama dengan sebelumnya, hanya mengganti indeks inovasi dengan konstanta ambang ketidakpuasan pelanggan,” papar lelaki kelahiran Jombang, 30 Juni 1965 tersebut.
Atribut terakhir yaitu atribut mutlak. Didefinisikan sebagai atribut produk yang secara mutlak sudah ada di pasaran, sehingga apabila keberadaannya tidak ada, maka pelanggan akan kecewa. Namun, respon kepuasan pelanggan akan sangat tinggi jika perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan yang akan datang. “Secara matematis, perhitungannya adalah kombinasi formula atribut utama dan mutlak,” tegasnya.
Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Imam Robandi MT (kiri) ketika menyerahkan sertifikat pengukuhan Guru Besar ITS ke-186 kepada Prof Dr Ir Mokh Suef MScEng
Berdasarkan formula yang digagasnya, bapak empat anak ini berharap agar formula tersebut bisa menjadi acuan perusahaan untuk menentukan kualitas produk guna meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu, dapat pula menjadi bahan evaluasi perusahaan dalam menjaga kestabilan dan keberlanjutan perusahaan. “Semoga formula ini bisa menjadi solusi perusahaan untuk dapat bersaing di industri nasional dan internasional,” tutup Suef penuh harap. (HUMAS ITS)
Reporter: Nabila Hisanah Yusri
Kampus ITS, ITS News — Pengembangan Sains Techno Park (STP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang didukung oleh Asian
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan dedikasinya di bidang kesehatan masyarakat. Hal ini
Kampus ITS, ITS News — Sebagai salah satu elemen penting dalam public relation, media sosial mengalami perkembangan yang semakin
Gresik, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), PT Cargill Indonesia, dan Yayasan Elang Katulistiwa Adipavitra (YEKA) gelar