Kampus ITS, ITS News – Kemudahan akses informasi untuk mengetahui kehalalan produk di Indonesia menjadi sangat penting. Inilah yang memantik Profesor ke-187 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Nur Aini Rakhmawati MScEng PhD dalam menciptakan database terpusat untuk mengintegrasikan data sertifikasi halal dari berbagai institusi.
Guru Besar dari Departemen Sistem Informasi (DSI) ITS ini menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia. Namun, kadang masyarakat Indonesia sulit untuk mengidentifikasi apakah makanan dengan komposisi tertentu sudah jelas halal atau tidak. Seringkali suatu produk merek tertentu disebut halal, tanpa tahu jelas komposisi di dalamnya. “Karena itu, saya pikir Indonesia perlu mengambil peran sebagai pusat data halal dunia,” ujarnya.
Profesor yang akrab disapa Iin ini memulai penelitiannya di bidang teknologi big data sejak tahun 2015 lalu. Berfokus pada pengembangan teknologi graf terutama untuk basis data produk halal, ia mengumpulkan data komposisi produk dari berbagai lembaga sertifikasi halal dan situs web. “Dari data yang terkumpul, kita cari kesamaannya. Komposisi halal itu seperti apa,” terang ibu dua anak ini.
Lebih lanjut, jelas Iin, data yang telah dikumpulkan akan dihubungkan dengan teknologi Linked Open Data (LOD) dengan berbagai algoritma. LOD merupakan cara untuk menghubungkan data dari berbagai sumber berbeda hingga semua data tersebut dapat diakses bersamaan. Data yang sudah ada ini diolah dengan knowledge graph, yaitu struktur data yang terdiri dari node dan edge. “Node mewakili objeknya, sedangkan edge itu relasi dari tiap objek,” papar Iin.
LOD Halal yang telah dihubungkan itu juga disatukan dengan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH). Kini, database berisi daftar produk halal dan sertifikasinya tersebut dapat diakses oleh masyarakat luas melalui laman http://halal.addi.is.its.ac.id/. “Penelitian ini akan terus berkelanjutan, data produk halal di wesbite juga akan terus diperbarui,” imbuh Wakil Kepala Pusat Kajian Halal ITS ini.
Perempuan kelahiran 1982 ini menambahkan, penelitiannya mengenai keilmuan big data ini juga tak terbatas pada lingkup basis data produk halal saja, melainkan juga merambah hingga ke bidang seperti blockchain. Yakni merupakan sistem penyimpanan data yang terpusat dan memiliki keamanan tinggi.
Bersama rekan penelitiannya di Laboratorium Akuisisi Data dan Diseminasi Informasi DSI ITS, perempuan kelahiran Pasuruan ini berharap dapat terus mengembangkan teknologi graf. Baginya, kasus produk halal ini menjadi penelitian yang unik dan potensial di Indonesia. “Kita harus bangga. Halal menjadi keunggulan dari Indonesia dan dengan penelitian yang terus dilakukan, kita bisa diandalkan dalam bidang ini,” tegasnya meyakinkan.
Guru Besar yang dikukuhkan pada 2 November lalu ini juga berharap, basis data standar produk halal yang dikembangkannya ini dapat dipakai oleh seluruh masyarakat dunia. Sehingga ketika berpergian ke mana pun, masyarakat dapat dengan mudah mengetahui kandungan makanan di suatu negara halal atau tidak. “Setidaknya kita bisa mengidentifikasi dengan mudah melalui relasi komposisi yang ada,” pungkasnya memastikan. (HUMAS ITS)
Reporter: Fathia Rahmanisa
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),