Kampus ITS, ITS News – Gunung Semeru acap kali memuntahkan material vulkanik yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Dari hal itu, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gagas inovasi berupa Batako Lahar Dingin Gunung Semeru (Bataru) dalam meningkatkan kualitas batako di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang.
Salah satu anggota tim, Gandhang Kidung Anung Andhita mengungkapkan bahwa mata pencaharian masyarakat Desa Sumberwuluh salah satunya pengrajin batako. Sebagai daerah yang terkena dampak dari erupsi Gunung Semeru, mereka dapat menggunakan pasir vulkanik sebagai bahan utamanya. “Dengan pasir vulkanik, batako akan semakin baik dalam menyerap air,” jelasnya.
Lebih lanjut, tim ini membuat komposisi Bataru dengan menambahkan filler dan zat aditif di dalamnya. Penambahan tersebut untuk meningkatkan mutu dari batako itu sendiri. Dengan mutu yang baik, maka Bataru dapat dijadikan standar bagi para pengrajin dalam membuat batako yang bermutu baik pula. “Kami menyediakan variasi filler dan zat aditif dengan sifat serta kekuatan mekanik yang berbeda,” ungkap mahasiswa angkatan 2020 itu.
Tim di bawah bimbingan Vania Mitha Pratiwi ST MT ini memakai abu baggase, abu sekam, dan arang tempurung kelapa sebagai filler. Filler berguna untuk meningkatkan sifat mekanik seperti kekuatan dan ketangguhan batako dalam menerima beban. Sementara itu, alkasit dan addibond sebagai zat aditif untuk meminimalisir terjadinya keretakan pada semen atau beton.
Gandhang mengungkapkan terdapat 15 variasi komposisi batako yang dilakukan uji tekan dan uji serap air. Dari hasil uji tersebut, didapatkan perbandingan setengah semen dan dua setengah pasir dengan filler berupa arang tempurung kelapa pada satu campuran batako. “Komposisi ini menyerap air dan memiliki kekuatan mekanik yang terbaik,” ungkapnya.
Untuk merealisasikan inovasinya, tim yang beranggotakan satu dosen dan sebelas mahasiswa ini memberikan sosialisasi dan pelatihan mengenai Bataru kepada pengrajin batako di Desa Sumberwuluh. “Kita terjun langsung ke para pengrajin untuk menggunakan Google Business, seperti mem-posting iklan dan controlling akun,” tuturnya.
Terakhir, Gandhang berharap dapat membantu para pengrajin batako dengan mengimplementasikan komposisi Bataru ini. Tak hanya itu, harapannya Bataru dapat dipasarkan ke khalayak ramai. “Semoga dengan adanya Bataru ini dapat menggerakkan ekonomi yang ada di Desa Sumberwuluh,” harap mahasiswa Departemen Material dan Metalurgi ITS tersebut. (*)
Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa menguatkan tekadnya untuk membentuk generasi muda yang prestatif
Kampus ITS, ITS News – Perayaan Natal merupakan momen istimewa bagi umat kristiani yang merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar pameran karya mahasiswa yang