ITS News

Kamis, 26 Desember 2024
05 Januari 2024, 13:01

Perbaiki Kualitas Air, KKN Abmas ITS Aplikasikan Metode Membran

Oleh : itsfeb | | Source : ITS Online
Gambar dosen dan mahasiswa ITS ketika melakukan sosialisasi alat penjernih air

Dr Triyanda Gunawan SSi (kiri) dan Immanuel Nathanael Lumban Gaol (kanan) saat sosialisasi penggunaan alat pengolah air kepada masyarakat Kampung Sanan, Kota Malang

Kampus ITS, ITS News Rendahnya ketersediaan air bersih di Kampung Eduwisata Sanan, Kota Malang menghambat masyarakat dalam beraktivitas. Berupaya memenuhi kebutuhan air bersih, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan pengolahan air tanah dengan metode Reverse-Osmosis (RO).

Anggota KKN Abmas, Immanuel Nathanael Lumban Gaol menyampaikan bahwa sumber air bersih masyarakat Kampung Sanan berasal dari air sungai dan air tanah. Air tersebut kurang layak digunakan karena memiliki kandungan logam berat diantaranya besi (Fe) dan mangan (Mn). “Kandungan itu menimbulkan bau dan rasa yang kurang sedap serta berpotensi menyebabkan penyakit,” ungkapnya. 

Guna mengurangi kadar logam tersebut, tim KKN Abmas dari Departemen Kimia ITS ini menggunakan metode pengolahan yang menggabungkan proses filtrasi dan RO. RO sendiri merupakan penyaringan untuk menghilangkan partikel dari air dengan mendorong air melalui membran semipermeabel. “Proses pengolahan ini juga memanfaatkan sterilisator ultraviolet,” imbuh pria yang akrab disapa Nuel itu.

mahasiswa ITS ketika sedang mendemonstrasikan alat penjernih air

Mahasiswa tim KKN Abmas saat mendemonstrasikan cara kerja alat pengolah air tanah kepada masyarakat 

Lebih spesifik, Nuel menjelaskan bahwa proses filtrasi ini memanfaatkan beberapa bahan yaitu pasir, mangan zeolit, dan karbon aktif. Pasir digunakan untuk menyaring partikel berukuran makro, sementara mangan zeolit untuk menghilangkan zat besi dan mangan yang masih terkandung dalam air. “Selanjutnya air dialirkan menuju filter karbon aktif untuk menghilangkan polutan berukuran mikro,” tutur mahasiswa angkatan 2021 itu.

Dari filter karbon aktif, air dialirkan ke cartridge filter berukuran 0,5 mikron untuk menghilangkan sisa padatan yang masih ada dalam air. Setelahnya, air dilewatkan dalam membran RO dengan tekanan berkisar 20 bar untuk mengurangi kandungan ion lain yang belum tersaring. Sebagai tahap akhir, air disalurkan ke sterilisator ultraviolet untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme dalam air. 

Melalui metode pengolahan air tanah tersebut, diharapkan kebutuhan air bersih Kampung Sanan dapat terpenuhi. Dengan tercemarnya sumber air masyarakat sangat disayangkan karena lebih dari 90 persen warganya bergelut di bidang industri tempe yang banyak membutuhkan air bersih. “Semoga kedepannya inovasi ini dapat membantu Kampung sanan menjadi kampung eduwisata yang mandiri dalam segi sanitasi air minum,” pungkasnya. (*)



Reporter: Mohammad Febryan Khamim
Redaktur: Rayinda Santriana U S

Berita Terkait