Kampus ITS, ITS News — Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar pendampingan produk dan diversifikasi produk UMKM kelompok tani kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). KKN Abmas ini bertujuan meningkatkan perekonomian sekaligus mengenalkan produk olahan masyarakat setempat.
Dosen pembimbing KKN Abmas, Iska Desmawati SSi MSi menuturkan bahwa pendampingan sertifikasi halal dikhususkan kepada usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) binaan Balai Besar TNBTS yang tergabung dalam mitra Kelompok Tani Petani Konservasi Ajar Mandiri. Iska menjelaskan, pemilihan mitra tersebut sebab mampu memanfaatkan secara langsung bahan baku yang didapat dari Gunung Surak di kawasan TNBTS.
Mengenai pelaksanaannya, kegiatan ini membantu anggota kelompok tani dalam proses pendampingan sertifikasi halal produk hingga diversifikasi produk selama lebih dari dua bulan. Hingga pada bulan Agustus 2023, tim KKN Abmas ITS didampingi Resort Pengelola Taman Nasional (RPTN) Ranu Darungan menutup kegiatan dengan pemberian pelatihan pemasaran produk
Terkait pendampingan sertifikasi halal produk, Iska menyampaikan bahwa tujuh dari sepuluh produk UMKM yang diajukan telah mendapatkan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). “Diantaranya yaitu tempe bungkil dari kacang, bronis dari salak, kremes jamur, keripik pisang agung, dan tiwul,” papar Iska.
Sementara pada tahap diversifikasi produk, Dosen Departemen Biologi ITS tersebut menuturkan dengan membantu pengembangan serta branding dari produk khas mitra setempat yaitu teh mawar. “Kami melihat teh mawar tersebut sangat menarik hingga kami berinisiatif untuk mengenalkannya kepada masyarakat,” jelasnya.
Melakukan KKN Abmas di daerah yang terpelosok, Iska mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kendala yang sempat dihadapi oleh tim yang beranggotakan 12 mahasiswa dari Departemen Biologi, Teknik Kimia, dan Manajemen Bisnis tersebut. “Di antaranya adalah kendala komunikasi dan bahasa, kemudian lokasi yang terpencil dan sulitnya jaringan internet sempat menjadi hambatan bagi kami,” bebernya.
Meski demikian, tegas Iska, seluruh kendala tersebut telah mendapat solusi hingga kegiatan ini sukses terlaksana. Di akhir, perempuan berusia 36 tahun tersebut berharap agar pelaksanaan program pendampingan dan kolaborasi ini dapat terus dilakukan. “Terlebih saya juga berharap agar kami dapat mengembangkan produk unggulan dari kawasan TNBTS ini ke depannya,” tutup Iska. (*)
Reporter: Mifda Khoirotul Azma
Redaktur: Regy Zaid Zakaria
Kampus ITS, Opini — Tamu baru telah hadir mengetuk setiap pintu rumah, ialah 2025. Seluruh dunia menyambutnya dengan penuh
Kampus ITS, Opini — Pemerintah berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelas persen menjadi 12 persen mulai
Kampus ITS, ITS News — Metode pengusiran hama konvensional menggunakan kaleng tidak lagi relevan dan optimal. Merespons permasalahan tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Panel surya yang umumnya diletakkan di bagian atap bangunan menyebabkan posisinya sulit dijangkau untuk dibersihkan.