Kampus ITS, ITS News — Pasca pandemi, perajin emas dan perak sebagai pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) memiliki kendala dalam optimalisasi karya nya karena keterbatasan ruang kerja. Mengatasi hal tersebut, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) rancang workstation berupa meja kerja untuk memfasilitasi aktivitas proses produksi perajin.
Dosen ketua tim Abmas, Ari Dwi Krisbianto ST MDs mengatakan bahwa kegiatan ini untuk mendorong perajin perhiasan di Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari, Surabaya dalam membuat karya berdaya saing internasional. Adanya dukungan dalam fasilitas meja kerja perajin sangat penting. “Dengan meja kerja yang layak, mereka dapat berkontribusi lebih besar pada perekonomian negara,” ungkapnya.
Ari mengatakan, timnya merancang meja kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan workflow perajin. Adapun berupa meja kerja yang lebih luas, tempat penyimpanan alat dan bahan yang terorganisir, dan penataan tempat yang lebih efektif dan efisien. “Penyesuaian tersebut agar dapat mempercepat proses pengerjaan perhiasan,” jelas Kepala Laboratorium Protomodel tersebut.
Salah satu mahasiswa tim Abmas, Jaenal Ichwan Abidin menjelaskan perancangan meja kerja ini disusun dengan konsep desain kompak dan terorganisasi. Kemudian, dilanjutkan dengan proses penggambaran gambar kerja dan juga 3D modelling menggunakan software. Final desain yang digunakan juga disesuaikan lagi dengan aktivitas kerja calon pengguna.
Tahap berikutnya yaitu pembuatan prototipe produk yang dilakukan di Laboratorium Protomodel dan workshop kayu. Untuk menindaklanjuti prototipe tersebut dilakukan spesifikasi lebih lanjut dalam peletakan mesin di area meja kerja dengan tatakan rubber. Selain itu, desain meja diubah menjadi model L untuk memisahkan mesin yang diletakkan di atas meja. “Kursi juga divariasi dengan penambahan roda agar pergerakan saat bekerja lebih mudah,” ungkap Jaenal.
Dari kegiatan ini, tim Abmas ITS menghasilkan meja kerja yang lebih nyaman, aman, ringkas, berdimensi kompak, dan memfasilitasi semua kebutuhan aktivitas perajin. Harapannya, produk tersebut dapat menunjang kualitas dan produktifitas kerja IKM perhiasan. “Semoga langkah ini dapat meningkatkan potensi IKM untuk berkarya di level nasional maupun internasional,” pungkasnya Mahasiswa Departemen Desain Produk itu. (*)
Reporter: Silvita Pramadani
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)