Kampus ITS, ITS News — Perkembangan jumlah wisatawan di Kampung Peneleh Surabaya pasca Covid-19 masih belum maksimal. Mengatasi hal tersebut, tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) formulasikan strategi untuk meningkatkan nilai sosial pariwisata dan memperbaiki ketahanan sosial masyarakat.
Ketua tim, Khafiz Salsabila Widya ST mengungkapkan bahwa Kampung Peneleh merupakan heritage tourism yang mempunyai banyak situs sejarah di Surabaya. Di antaranya rumah HOS Tjokroaminoto, rumah kelahiran Bung Karno, dan masjid tertua peninggalan Sunan Ampel. “Sejarah yang penting ini dapat menjadi daya tarik wisata budaya di Surabaya,” ungkap sarjana Departemen Perencanaan Wilayah Kota (PWK) ITS itu.
Khafiz mengungkapkan bahwa penelitian ini merumuskan 28 strategi yang dikerucutkan menjadi tiga strategi prioritas demi memfasilitasi Kampung Peneleh. Strategi tersebut mencakup variasi pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pariwisata. Selain itu, penetapan zonasi situs budaya Peneleh dan pengembangan pariwisata tanpa menghilangkan norma sosial masyarakat.
Adapun strategi pelatihan yang ditawarkan yaitu pelatihan supporting wisata seperti bahasa asing, media sosial, dan desain produk. Dalam pelaksanaanya dilakukan dengan pelatihan membatik karena Batik Peneleh merupakan produk khas yang produksinya belum optimal. “Batik Peneleh dapat meningkatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) cinderamata khas Peneleh,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Khafiz menuturkan terkait strategi penentuan zonasi situs budaya yang dimaksud adalah menentukan area situs menjadi tiga kategori, yaitu cagar budaya, inti, dan pengembangan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kerusakan ketika adanya renovasi masif di masa mendatang. Adanya kategori zonasi situs sejarah dapat menjaga keaslian budaya di Kampung Peneleh.
Terkait norma sosial masyarakat, ia menerangkan bahwa mayoritas masyarakat Kampung Peneleh memiliki karakter individualisme yang menjadi tantangan dalam pelestarian budaya. Meski begitu, masih bisa ditemukan beberapa tradisi yang dilestarikan seperti topeng Maulid Nabi. “Kita ingin mempertahankan tradisi ini sebagai salah satu daya tarik wisata,” jelas mahasiswa asal Jombang ini.
Ia mengungkapkan bahwa ketahanan sosial masyarakat sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Kemampuan masyarakat bertahan dalam situasi yang tidak terduga dapat mengancam keberadaan sektor pariwisata. “Apabila masyarakatnya dapat bertahan maka sektor pariwisata juga dapat bertahan,” jelas mahasiswa S-2 PWK ITS itu.
Dari penelitian tersebut, di bawah bimbingan Hertiari Idajati ST MSc, Khaliz bersama empat rekannya dari Departemen PWK ITS berhasil menyabet medali perak di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Tergabung dalam Tim Pentagon ini menang pada kategori presentasi di Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH). (*)
Reporter: Khaila Bening Amanda Putri
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Tak hanya berkomitmen untuk senantiasa menghadirkan inovasi mutakhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga
Kampus ITS, ITS News — Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan aplikasi Kinderfin, untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan atas inovasi anak bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman