Kampus ITS, ITS News — Pencerdasan informasi guna menyongsong mahasiswa program magister dan doctoral sangat penting digelar agar dapat beradaptasi dan mencapai prestasi optimal di lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Acara penyambutan ini diselenggarakan dalam bentuk Informasi dan Pengenalan ITS (IPITS) yang dilakukan secara hybrid di Auditorium Pusat Riset ITS, Selasa (20/2).
Menyapa mahasiswa pascasarjana, Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS, Ir Bambang Pramujati ST MScEng PhD IPU AEng menyoroti peran vital yang dimiliki dalam konteks kampus. Ia menekankan bahwa mahasiswa pascasarjana tidak hanya menjadi bagian integral di ITS, tetapi juga sebagai motor penggerak utama dan menjadi tulang punggung yang kokoh dalam mendukung kegiatan publikasi di institusi tersebut.
Bambang menegaskan 18 persen mahasiswa pascasarjana di ITS ini penting untuk menjaga dan mengembangkan iklim riset di ITS. Menurutnya, upaya untuk mempertahankan semangat berinovasi dan berkarya di kalangan mahasiswa pascasarjana harus terus diperjuangkan. “Melalui kolaborasi dan dedikasi terus menerus, ITS dapat menjadi pusat riset yang lebih unggul dan berkontribusi secara signifikan dalam dunia ilmiah,” ucapnya dengan keyakinan.
Sejalan dengan aspirasi sebelumnya, Bambang juga berharap agar produk-produk unggulan dan inovatif terus dihasilkan. Produk-produk tersebut diinginkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas dan diintegrasikan dalam lapisan produksi. Seiring dengan komitmen mutu ITS yang diterjemahkan dalam semangat Advancing Humanity, kehadiran produk inovatif ITS diharapkan mampu memajukan peradaban manusia melalui perpaduan teknologinya.
Bagi Dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini, meskipun mahasiswa pascasarjana diterima melalui berbagai jalur, seperti riset, jalur reguler, dan jalur lainnya, mereka semua memiliki nilai yang setara. Tidak ada mahasiswa yang terlihat lebih unggul dari jalur penerimaan lainnya. Semua memainkan peran yang sama dalam menyelesaikan tugas untuk menjadikan ITS lebih maju dan menjadi lembaga yang memimpin,” pungkas alumnus ITS ini.
Tak hanya itu, dalam paparan informasi oleh Kasubdit Program Pascasarjana dan PPI, DrEng Ardyono Priyadi ST MEng menyajikan bahwa standar kualitas pascasarjana terletak pada penyelesaian riset. Mahasiswa pascasarjana dihimbau untuk memberikan dorongan diri dalam kerja dan pembelajaran. “Pengalaman pribadi saya dahulu melibatkan dedikasi delapan hingga sepuluh jam setiap malam untuk menjalankan riset,” ungkapnya.
Selanjutnya, Ardyono menjelaskan perencanaan dan proses pembelajaran di tingkat pascasarjana untuk menghindari pengunduran diri. Dengan mengambil contoh program S3, diharapkan mahasiswa telah menyelesaikan riset saat masuk sehingga tidak perlu menghabiskan enam bulan lagi untuk merampungkan riset yang memadai. Selain itu, dibutuhkan dua tahun untuk publikasi jurnal, dan pada semester enam, mahasiswa dapat menyusun disertasi.
Tak berputar di dunia riset, dalam menjaga Indeks Prestasi Kumulatif Predikat (IPKP), mahasiswa juga diharuskan meraih nilai minimal tertentu sesuai dengan standar yang berlaku. Khususnya, program magister dan doktor di ITS mewajibkan setiap mahasiswa mendapatkan nilai minimal B di semua mata kuliah, sambil memastikan IPKP mencapai 3.0. Hal ini menunjukkan komitmen ITS untuk meningkatkan kualitas akademik mahasiswa pascasarjana, sekaligus menjaga standar tinggi dalam prestasi akademis.
Selain itu, ITS juga berupaya memberikan dukungan bagi mahasiswa melalui program Researcher and Research Student Enrichment Program (R2SEP). Program ini memungkinkan mahasiswa berkolaborasi dengan peneliti dalam suatu proyek penelitian, menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan mendalam.
Di samping R2SEP, ITS turut menyediakan Academic Writing Center (AWC) sebagai fasilitas bagi mereka yang memerlukan bimbingan khusus dalam penulisan artikel ilmiah. AWC di ITS berfungsi sebagai bootcamp penulisan, membantu mahasiswa mengatasi kesulitan dan meningkatkan keterampilan penulisan akademis mereka.
Dalam kesempatan yang berharga ini, Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng, dengan penuh semangat mengumumkan pernyataan penting bahwa ITS telah menetapkan dirinya sebagai entrepreneurial university pada tahun 2030 mendatang. Keputusan ini merupakan langkah besar yang membutuhkan kerja keras dan kolaborasi dari seluruh elemen di lingkungan kampus.
Oleh karena itu, Rektor ITS mengajak mahasiswa pascasarjana untuk turut berperan aktif dalam upaya menciptakan inovasi dan memberikan sumbangan pemikiran yang konstruktif. Mereka diharapkan dapat melahirkan karya inovatif yang berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Semangat kolaborasi dan inovasi diharapkan dapat menjadi pendorong utama menuju pencapaian status perguruan tinggi berjiwa internasional. (*)
Reporter: Silvita Pramadani
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh