ITS News

Rabu, 27 November 2024
22 Februari 2024, 14:02

Siskal ITS Kenalkan Seluk Beluk Hulu Produksi Migas

Oleh : itsric | | Source : ITS Online
Guest-Lecture-Dr-Gde-Pradyana

Dr Gde Pradnyana ketika menjelaskan garis besar proses pengelolaan migas pada kuliah tamu yang diadakan oleh Laboratorium RAMS, Selasa (20/2)

Kampus ITS, ITS News Kembali dengan kuliah tamunya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ajak bahas seluk beluk hulu produksi minyak bumi dan gas (migas). Hadirkan Dr Gde Pradnyana, garis besar proses industri yang ada pada hulu migas di lepas pantai dibahas lebih dalam, Selasa, (20/2).

Vice President for Development of MEDCO E&P Dr Gde Pradnyana menjelaskan, pertimbangan dan persiapan yang matang sangat diperlukan dalam operasi di dunia hulu migas. Hal ini lantaran industri tersebut sangat padat akan risiko, modal, dan teknologi. “Kesalahan kecil dalam pengambilan keputusan dapat berdampak fatal bagi lingkungan, keuangan, dan wajah perusahaan, terutama yang telah melantai di bursa saham,” paparnya.

Pria yang telah berkecimpung di dunia migas selama 40 tahun ini melanjutkan, beberapa tahapan pengerjaan di hulu migas terbagi menjadi beberapa bagian besar. Di antaranya yakni aspek investasi, komersial, teknis, dan decommissioning. “Secara garis besar keempat aspek ini merupakan tahapan yang diperhitungkan dari awal hingga akhir masa siklus hidup bangunan lepas pantai,” tambahnya. 

Pada aspek investasi, Gde menuturkan, potensi dari cadangan migas hingga produksi harus diperhitungkan secara matang mengenai biaya yang diperlukan. Hal tersebut juga meliputi pertimbangan bahwa cabang produksi migas akan dikuasai oleh negara menurut Pasal 33 ayat (2) UUD NRI 1945. “Harus diperhatikan mulai dari tahap eksplorasi hingga eksploitasi dan skema fiskal di Indonesia,” bubuh lulusan doktor dari University of Oxford, Inggris ini. 

Mantan Penasihat Ahli di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK MIGAS) ini melanjutkan, metode gate process dalam manajemen proyek kerap digunakan untuk memastikan proyek tidak memakan biaya berlebih. Misalnya integrated project execution yang dapat menghemat waktu ketimbang metode konvensional. “Metode ini dapat mengurangi biaya karena waktu yang lebih singkat, tapi juga memerlukan pertimbangan yang matang,” paparnya.

Praktisi yang telah berkecimpung di dunia migas selama 40 tahun ini turut menjelaskan perbandingan dua metode eksekusi proyek yang kerap digunakan

Lebih lanjut, aspek teknis menjadi hal yang juga harus dipertimbangkan oleh pelaku usaha. Hal ini dikarenakan konstruksi dan desain sangat berpengaruh terhadap kelangsungan operasi dan keselamatan para pekerja yang ada di platform lepas pantai. “Kedua aspek tersebut harus mempertimbangkan pula kenyamanan para pekerja agar tidak mudah mengalami mabuk laut dan bekerja di tempat yang tidak berayun-ayun,” tambah pria berkacamata ini.

Adapun konstruksi yang dibangun harus dipastikan kekuatannya dan keamanannya berdasarkan berbagai analisis terkait potensi hadirnya kondisi tak terduga seperti ledakan atau penambahan beban di platform. Selain itu, platform juga didesain agar dapat mengatasi kondisi lingkungan yang berbeda-beda tiap area. “Tentu disesuaikan dengan wilayah operasinya karena adanya perbedaan di kekuatan arus ataupun gelombang laut di Indonesia,” ujar Gde. 

Beralih ke topik terakhir, pada tahapan decommissioning sendiri merupakan salah satu yang dilakukan setelah platform produksi sudah tidak beroperasi lagi. Hal tersebut akan melibatkan berbagai sektor untuk mempertimbangkan aksi yang dilakukan. “Tentu akan ada perundingan oleh pemangku kepentingan di bidang aspek lingkungan hidup, keselamatan, ekonomi untuk mencapai Best Practicable Environmental Option (BPEO),” tambahnya.

Seusai-Kuliah-Tamu-Dr-Gde-Pradnyana

Foto bersama selepas kuliah tamu di Aula BG Munaf ITS yang dipadati oleh para peserta dari lintas jurusan yang antusias terhadap bidang migas

Pria yang berperan di beberapa platform lepas pantai di Laut Natuna, Laut Jawa, hingga Selat Makassar ini berharap dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa terkait lapangan pekerjaan sekaligus ide untuk penelitian seputar hulu migas lewat kuliah tamu ini . “Semoga para mahasiswa dapat tertarik dan mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan untuk nantinya menyambut lapangan kerja di bidang migas,” pungkasnya menutup helatan Departemen Teknik Sistem Perkapalan ini. (*)

 

Reporter: Ricardo Hokky Wibisono
Redaktur: Irwan Fitranto

Berita Terkait