Kampus ITS, ITS News — Tak dapat dipungkiri, gempa yang terjadi di Tuban, Jawa Timur pada Jumat (22/3) berpengaruh ke struktur rumah di area terdampak guncangan. Untuk itu, Pusat Penelitian (Puslit) Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan pelayanan konsultasi kondisi bangunan warga secara gratis.
Kepala Puslit MKPI ITS, Prof Adjie Pamungkas ST MDevPlg PhD mengungkapkan, gempa yang terjadi menyebabkan kerusakan pada berbagai bangunan yang berada di jangkauan guncangan. Alhasil, tak jarang struktur bangunan rumah warga yang terindikasi kerusakan seperti adanya retakan. “Tentu akan ada kegelisahan masyarakat terkait kelayakan dan keamanan rumah mereka,” tuturnya.
Guna mengatasi keresahan tersebut, Adjie menyampaikan bahwa Puslit MKPI ITS melalui Satuan Tugas (Satgas) Gempa 2024 memberikan layanan konsultasi pasca gempa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Lewat layanan ini, masyarakat dapat memperoleh analisis dan rekomendasi bangunan dari pakar-pakar yang tergabung di Puslit MKPI ITS.
Lebih lanjut, Adjie menjelaskan terkait tahapan dalam melakukan konsultasi dilakukan dengan mengisi formulir pelaporan dan menunggu rekomendasi dari pihak ITS yang akan dikirimkan secara pribadi. Adapun formulir pelaporan berisi foto atau video kerusakan struktur, deskripsi kerusakan, koordinat lokasi bangunan, dan kontak pelapor. Formulir pelaporan tersebut dapat diakses pada laman MKPI ITS.
Inisiasi MKPI ITS berupa layanan konsultasi kondisi bangunan yang dapat diakses oleh masyarakat secara gratis di laman MKPI ITS
Guru besar pertama dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ini mengungkapkan, pelaporan lewat formulir ini dinilai dapat menjangkau berbagai pihak karena melibatkan partisipasi dari warga. Selain itu, layanan konsultasi ini tidak dipungut biaya dan terbuka bagi siapapun. “Langkah ini bertujuan agar masyarakat tidak khawatir dan tenang saat beraktivitas di dalam bangunan atau di rumah,” tambahnya.
Menurutnya, penilaian dari laporan tersebut masih ditujukan untuk mengindikasikan keamanan bangunan pasca gempa secara cepat dan praktis saja. Hal itu karena penilaian dilakukan berdasarkan foto atau video yang diberikan pada formulir. “Akan tetapi peninjauan secara komprehensif akan direkomendasikan apabila kerusakannya dinilai membutuhkan penanganan tenaga profesional,” jelasnya.
Lulusan University of Queensland, Australia ini berharap inisiasi cepat tanggap dari Satgas Gempa 2024 ini dapat menjadi langkah awal dalam mitigasi dampak pasca gempa. Ke depannya, formulir pelaporan ini semoga dapat diaplikasikan di lingkup yang lebih luas dengan sistem yang lebih baik. “Saat ini masih di lingkup pasca gempa di Tuban, tetapi nanti akan diaplikasikan sebagai penanganan gempa di daerah-daerah lain,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ricardo Hokky Wibisono
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)