Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Kali ini, tim Bayucaraka ITS sukses mempertahankan gelar juara kedua dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2024, Sabtu (6/4).
General Manager Bayucaraka ITS, Raditya Eka Putra menjelaskan bahwa SAFMC 2024 merupakan kompetisi robot terbang terbesar di Singapura yang hadir dalam delapan kategori. Dalam kesempatan kali ini, tim Bayucaraka ITS mengikutsertakan divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL) untuk bertanding. “Tahun ini perwakilan kami kembali mengikuti kategori Semi-Autonomous (D1) dan Autonomous (D2),” tutur Radit.
Radit menceritakan, kategori Semi-Autonomous (D1) memiliki tantangan mengendalikan drone jarak jauh menggunakan remote. Pada kompetisi ini, tim Bayucaraka ITS meluncurkan drone kembar bernama Jati Sigma dan Jati Theta. Kedua drone ini dibekali inovasi remote wearable dengan sensor kemiringan yang mampu mengendalikan kedua drone sekaligus.
Lebih lanjut, pada kategori Semi-Autonomous (D1) tim Bayucaraka ITS harus berhadapan dengan tim lawan untuk menyelesaikan permainan tic-tac-toe. Dalam tantangan ini, terang Radit, drone akan terbang melintasi rintangan sembari membawa suatu objek. Nantinya objek tersebut harus dijatuhkan di arena permainan tic-tac-toe hingga membentuk garis lurus untuk memenangkan permainan.
Berbeda dengan kategori sebelumnya, kategori Autonomous (D2) memiliki tantangan mengendalikan drone secara otonom. Radit menyampaikan bahwa dalam kategori ini tim Bayucaraka ITS meluncurkan dua drone bernama Soerongarep dan Soeromburi. Rangkaian drone ini dilengkapi sebuah komputer kecil, NVIDIA Jetson Nano, serta program yang dapat mendeteksi lintasan drone secara otomatis.
Pada kategori Autonomous (D2) kedua drone harus bekerja sama secara otomatis untuk menyelesaikan tantangan. Kedua drone yang terhubung harus memindai setiap tag perintah yang terpasang di sepanjang lintasan dan melakukan tantangan sesuai perintah tag tersebut. “Tantangannya yaitu berupa memindahkan objek dengan menggunakan dropper,” tambah mahasiswa angkatan 2021 ini.
Mahasiswa Departemen Teknik Elektro ini memaparkan, bahwa masing-masing tim harus melewati serangkaian tahapan untuk meraih juara. Dimulai dengan tahap penyisihan yang dilakukan secara daring dengan mengirimkan video progres dan uji coba perangkat drone. Dilanjutkan pada tahap puncak yaitu presentasi dan tantangan yang dihelat selama dua minggu sejak 20 Maret lalu di Science Centre Singapore.
Lebih lanjut, dalam tahap puncak tersebut setiap tim diharuskan melakukan presentasi meliputi fitur drone, strategi, inovasi, dan kreativitas, serta menunjukkan langsung perangkat drone dan alat kontrol di hadapan dewan juri. Pada tahap tantangan, tim didorong untuk menyelesaikan misi pada kategori yang diikuti. “Pastinya bentuk tantangan berbeda untuk setiap kategori kompetisi,” imbuh Radit.
Rasa syukur diungkapkan Radit atas keberhasilan tim Bayucaraka ITS berhasil meraih juara kedua di dua kategori tersebut. Tak hanya itu, ia berharap bahwa divisi VTOL dapat memotivasi divisi lain untuk semangat berinovasi. “Harapannya inovasi ini tidak hanya untuk mengikuti perlombaan saja, tetapi juga dapat diimplementasikan dan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat,” tutupnya penuh harap. (*)
Reporter: Ahmad Naufal Ilham
Redaktur: Regy Zaid Zakaria
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),