Konsultan Profesional Value Consult, Surachman ST MT saat menjelaskan prinsip-prinsip dari lean manufacturing secara daring
Kampus ITS, ITS News — Kehidupan pasca kampus yang semakin kompleks memicu mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam berbagai aspek. Mendukung hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (HMTI ITS) mengadakan pelatihan bernama Up Skilling. Kegiatan ini guna memahami perkembangan terkini di dunia industri manufaktur, Sabtu (25/5).
Ketua pelaksana Up Skilling, Hanif Hisyam Ramadhan menyampaikan bahwa saat ini berbagai industri manufaktur semakin kompetitif dalam meningkatkan efisiensi produksi. Utamanya menggunakan pendekatan sistematis untuk mengurangi pemborosan sekaligus meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. “Sistem itu bernama lean manufacturing yang kami usung pada pelatihan ini,” ungkapnya.
Pelatihan bertajuk Lean Manufacturing and Sustainability : A Case Study of Indonesian Industries ini menggandeng perusahaan pelatihan, Value Consult. Salah satu konsultannya, Surachman ST MT menyampaikan bahwa prinsip utama lean yakni mengeliminasi pemborosan yang tidak menghasilkan nilai tambah pada produk. Apabila suatu produk tidak memberikan nilai tambah, maka produk tersebut merupakan pemborosan.
Ia mengungkapkan dalam industri manufaktur pemborosan terbagi menjadi dua tipe, yakni pemborosan yang diperlukan dan pemborosan yang tidak diperlukan. Pemborosan yang tidak diperlukan akan dihilangkan dengan mengeliminasi, mengombinasi, maupun mengganti. Hal itu untuk mencapai proses produksi yang efisien.
Surachman ST MT (kiri) saat menjawab pertanyaan dari peserta mengenai penerapan lean manufacturing dalam bidang militer
Selain itu, Surachman menyampaikan bahwa proses lean manufacturing dapat menjadi fondasi untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keuntungan. Keuntungan menjadi salah satu indikator yang dapat diukur dalam menjalankan bisnis. Ketika suatu bisnis memiliki penjualan yang besar bukan berarti perusahaan tersebut memiliki keuntungan yang besar.
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa kualitas juga menjadi indikator perusahaan mengukur produktivitas. Kualitas tersebut mencakup mutu, biaya, pengiriman, keamanan, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan. Maka dari itu, penggunaan konsep lean ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk. “Turunkan cost tetapi jangan turunkan mutu,” tuturnya.
Alumnus Magister Teknik Industri itu menjelaskan bahwa prinsip Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke (5S) dibutuhkan dalam pengimplementasian lean dalam industri. Prinsip ini digunakan sebuah perusahaan dalam mengelola barang-barang yang diperlukan dengan lebih ringkas, rapi, bersih, dan terawat. Apabila perusahaan tempat kerja berantakan, maka lean tidak dapat berjalan maksimal.
Terakhir, dirinya menuturkan bahwa lean manufacturing berfungsi untuk menciptakan nilai maksimal bagi pelanggan dengan menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin. Proses tersebut dapat dilakukan dengan pengukuran kinerja serta mengeliminasi pemborosan. Dengan hal itu, keuntungan dapat tercapai serta keefisienan dan keefektifitasan perusahaan bisa meningkat. (*)
Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Guna menambah wawasan internasional mahasiswanya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar pameran budaya asing
Kampus ITS, Opini — Mereka yang tak belajar dari sejarah akan mengulanginya kembali, setidaknya seperti itulah pandangan seorang filsuf
Kampus ITS, ITS News — Mendekati Hari Raya Idul Fitri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali memfasilitasi sivitas akademika
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan eksistensinya di kancah global dengan menempati posisi