Surabaya, ITS News – Guna mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bersama PT PLN (Persero) Kantor Pusat. Acara yang membahas tentang strategi pemanfaatan energi pada sektor kelistrikan ini berlangsung di Hotel Oakwood Surabaya, Kamis (30/5).
Direktur Kerjasama dan Pengelolaan Usaha (DKPU) ITS, Tri Joko Wahyu Adi ST MT PhD mengungkapkan bahwa kajian ini membahas penyusunan dokumen prastudi kelayakan, studi kelayakan, dan engineering design pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan. Diantaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL), Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut (PLTPL).
Guru Besar Departemen Teknik Kelautan ITS, Prof Ir Mukhtasor MEng PhD menyoroti tingginya potensi energi laut yang dapat dikembangkan menjadi peluang industri baru. Namun, Indonesia justru masih tertinggal dalam pemanfaatan energi laut pada sektor kelistrikan. “Oleh karena itu, dilakukan diskusi dengan para praktisi untuk mendapatkan masukan terkait ketiga dokumen tersebut,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Dosen Departemen Teknik Kelautan ITS, Dr Eng Shade Rahmawati ST MT memaparkan bahwa pengukuran data energi kinetik di laut menjadi tahap awal sebelum memulai prastudi kelayakan, studi kelayakan, dan engineering design. “Pada tahap ini dilakukan pemodelan matematis melalui dua tahap analisis, yakni analisis lokasi dan analisis potensi,” ungkap alumnus Universitas Hiroshima itu.
Lebih lanjut, analisis lokasi ini melibatkan beberapa variabel. Hal itu dilakukan dengan mengumpulkan empat jenis data, yakni data pasang surut air laut, batimetri, gelombang, serta geoteknik dan morfologi dasar laut. Sementara itu, pada analisis potensi terdapat analisis harmonik pasang surut, pemodelan numerik, survey lapangan, dan perhitungan dalam potensi teoritis.
Sejalan dengan pernyataan Shade, Dosen Laboratorium Konstruksi Teknik Laut, Dr Eng Rudi Walujo Prastianto ST MT menyebutkan bahwa penelusuran potensi besar kecilnya gelombang turut memengaruhi keberhasilan konversi energi laut menjadi pembangkit listrik. Hasil penelusuran tersebut ditampilkan sebagai titik-titik gelombang yang akan dikembangkan lebih dalam menggunakan teknologi yang sesuai.
Melanjutkan sesi diskusi sebelumnya, Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota ITS Prananda Navitas ST MSc PhD memaparkan bahwa penerapan analisis prastudi kelayakan, studi kelayakan dan engineering design tidak hanya melihat dari potensi perekonomian saja. Namun juga harus memperhatikan aspek sosial lingkungan dan dampak yang ditimbulkan. “Hal tersebut bertujuan menekan adanya risiko agar sesuai dengan praktik terbaik di PT PLN (Persero),” tambahnya.
Mengakhiri sesi diskusi, Mukhtasor kembali menegaskan peran kolaborasi antar pihak untuk mendukung akselerasi sektor kelistrikan. Dalam hal ini, ITS telah mengimplementasikan kerjasama dengan sektor industri yakni PT PLN sejak lama, baik melalui riset energi maupun akademik. “Dengan kerjasama tersebut diharapkan juga dapat membuka peluang bagi mahasiswa untuk melebarkan potensinya di ranah industri,” tutupnya dengan penuh harap. (*)
Reporter: Hani Aqilah Safitri
Redaktur: Regy Zaid Zakaria
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)