Kampus ITS, ITS News — Tingginya tingkat mobilitas penduduk merupakan sebuah keniscayaan bagi kota yang memiliki penduduk berkepadatan tinggi, tak terkecuali Kota Surabaya. Memandang hal tersebut, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr Bambang Sudarmanta ST MT mendorong terwujudnya sinergi sistem transportasi berkelanjutan di Kota Surabaya.
Manajer Science Techno Park (STP) ITS tersebut memandang bahwa seiring peningkatan permasalahan, teknologi yang semakin canggih saat ini juga menuntut peningkatan kebutuhan energi. Salah satu permasalahan lingkungan yang menjadi sorotan saat ini adalah polusi udara dari sektor transportasi. “Sektor ini menjadi penyumbang terbesar kedua dalam emisi karbon dioksida setelah pembangkit listrik,” ungkapnya.
Sebagai salah satu gas rumah kaca, emisi karbon dioksida dari sektor transportasi ini memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pemanasan global. Dari 1880 hingga 2012, suhu rata-rata permukaan bumi telah naik sekitar 0,85 derajat celsius dan diperkirakan meningkat hingga 3,7 derajat celsius pada akhir abad ke-21. “Sehingga, diperlukan langkah krusial guna mengurangi risiko pemanasan global pada masa mendatang,” tegasnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemangku kepentingan dapat melakukan konservasi energi dan meningkatkan penggunaan sumber daya terbarukan. Konservasi energi berfungsi untuk meningkatkan pemanfaatan energi secara efisien tanpa mengurangi penggunaan energi. Di sisi lain, penggunaan sumber daya terbarukan menjadi alternatif pemanfaatan sumber daya yang minim emisi.
Dalam implementasi gagasan di atas, Kota Surabaya memiliki keuntungan sebagai kota terbesar kedua di Indonesia. Kota ini memproduksi limbah rumah tangga terbesar yang merupakan salah satu bahan baku bioenergi. Pemanfaatan limbah rumah tangga tersebut menjadi bioenergi harus dioptimalkan oleh pemangku kepentingan agar dapat menciptakan sumber energi renewable serta mengatasi permasalahan sampah di Kota Surabaya.
Bukan hanya itu, produk bioenergi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung sistem transportasi berkelanjutan, yakni sistem transportasi yang mengutamakan efisiensi, lingkungan, dan solutif. Produk bioenergi dinilai dapat meningkatkan penggunaan efisiensi energi pada kendaraan karena memiliki emisi yang lebih bersih. “Dengan begitu, emisi kendaraan bermotor dapat ditekan,” jelas Dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.
Selain itu, Bambang berpendapat bahwa Pemerintah Kota Surabaya dapat mengimplementasikan teknologi Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi pada infrastruktur transportasi. Salah satunya adalah dengan menerapkan traffic light yang bukan berbasis waktu, tetapi berbasis jumlah antrean kendaraan. “Dengan begitu, lampu lalu lintas dapat bekerja lebih efisien dibanding saat ini,” tuturnya.
Saat ini, Kota Surabaya telah berupaya mendorong terwujudnya sistem transportasi berkelanjutan. Mulai dari bus kota yang memiliki teknologi tracking lokasi hingga menampilkan rute lintasan tiap armada bus. “Semoga emisi sektor transportasi dapat ditekan dengan mewujudkan sinergi sistem transportasi berkelanjutan di Surabaya,” harapnya optimistis. (*)
Reporter: Mohammad Febryan Khamim
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan