ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
06 Juni 2024, 15:06

Mengurai Fakta FLiRT, Subvarian Terbaru Virus Covid-19

Oleh : itsann | | Source : ITS Online
Ilustrasi virus Covid-19 menyerang manusia

Ilustrasi virus Covid-19 menyerang manusia (Sumber: FEhealthcare.com)

Kampus ITS, ITS News — Dunia kembali dihebohkan dengan merebaknya wabah Covid-19 subvarian terbaru, FLiRT, di Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura mencatat sebanyak 25.900 kasus penularan terjadi sepanjang 5-11 Mei 2024. Lantas, apa itu subvarian FLiRT? Apakah lebih ganas dari varian lainnya?

Dosen Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FKK ITS), dr Atina Irani Wira Putri SpPD menjelaskan, FLiRT merupakan subvarian turunan dari Covid-19 Omicron yang berawalan KP atau JN, seperti KP.2 dan JN.1.7. “Hasil mutasi virus Omicron ini dapat menghindari terbentuknya ikatan antibodi pada tubuh manusia yang dapat melawan virus tersebut,” sebut Atina.

Atina menambahkan, mutasi yang dilakukan oleh virus yang termasuk dalam SARS-COV-2 ini sebenarnya akan terus memunculkan berbagai varian Covid-19 yang baru. Namun, lulusan FK Universitas Airlangga ini menegaskan, kembalinya pandemi tak hanya dari kuantitas varian virus saja, banyak faktor lain yang mempengaruhinya. “Salah satunya sistem kekebalan tubuh tiap individu di suatu wilayah untuk menghadapi virus itu sendiri,” ujar Atina.

Lebih lanjut, gejala akibat infeksi FLiRT sendiri masih sama seperti dengan gejala yang ditimbulkan varian-varian sebelumnya. Gejala tersebut meliputi demam, sakit kepala, hingga kehilangan indra penciuman.

Adapun gejala lain yang lebih langka seperti perubahan warna pada jari kaki penderita akibat tropisme virus. “Tropisme ini adalah kemampuan virus dalam menginfeksi tipe sel tertentu atau dapat disebabkan respons sistem imun yang berlebihan,” jelasnya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam ini juga mengungkapkan, subvarian FLiRT ini sebenarnya memiliki tingkat keganasan yang lebih rendah dari varian sebelumnya. Atina menyebutkan tingkat risiko hospitalisasi dan kematian akibat virus ini lebih kecil. Walau demikian, Atina tetap menganjurkan masyarakat untuk tetap waspada. “Kewaspadaan terhadap potensi penjangkitan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan proteksi dan higienitas diri,” tekannya.

Dosen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Kesehatan ITS, dr Atina Irani Wira Putri SpPD

Dosen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS, dr Atina Irani Wira Putri SpPD

Selain menggunakan masker, berjemur, mengonsumsi vitamin, serta melakukan tindak pencegahan fisik lainnya, Atina juga menekankan pentingnya vaksinasi sebagai proteksi diri dari virus ini. Meski tidak seratus persen menghalau virus, vaksin mampu membentengi diri dengan imun yang lebih kebal. “Derajat keparahan infeksi virus akan lebih rendah bila pasien yang terjangkit sudah mendapatkan vaksinasi sebelumnya,” tutur wanita asal Surabaya ini.

Di samping itu, Atina mengakui, vaksin yang beredar saat ini merupakan vaksin yang dirancang untuk memerangi virus Covid-19 varian Kraken (Xbb 1.5) saja. Menurutnya, untuk membuat formulasi vaksin untuk melawan laju mutasi virus cukup sulit. Tak hanya itu, proses riset yang memakan waktu turut menjadi kendala. Hal ini menjadi tantangan besar dalam pengembangan vaksin dengan daya proteksi tinggi terhadap subvarian baru, termasuk FLiRT.

Namun, Atina memastikan bahwa vaksin yang beredar di kalangan masyarakat tetap mampu memberikan proteksi terhadap varian-varian virus Covid-19. “Masyarakat tak perlu khawatir karena vaksin yang umumnya digunakan tetap mampu memberi perlindungan lewat pembentukan antibodi silang,” tutur Atina.

Terakhir, Atina berharap masyarakat dapat menyadari pentingnya merawat diri dan senantiasa memantau perkembangan pemberitaan terkait Covid-19. Atina juga berharap pemerintah dan institusi terkait dapat mempercepat penelitian dan realisasi vaksin, serta terapi pengobatan yang lebih mutakhir untuk memerangi virus ini. “Harapannya tindakan preventif ini dapat menjamin kesehatan masyarakat agar dapat kembali beraktivitas tanpa rasa khawatir,” tuntasnya. (*)

Reporter: Shafa Annisa Ramadhani
Redaktur:

Berita Terkait