Surabaya, ITS News — Kesehatan merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kemajuan sebuah negara. Guna mendorong kualitas kesehatan masyarakat desa, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jalankan program Bina Desa Sehat.
Program Bina Desa Sehat merupakan inisiatif berbasis masyarakat antara Kementerian Kesehatan dan World Health Organization (WHO). Tujuannya adalah untuk membantu warga desa dalam meningkatkan kesehatan sekaligus harapan hidup. Program yang sekaligus sebagai bentuk Pengabdian Masyarakat (Abmas) FKK ITS ini melibatkan perangkat Kecamatan Sukolilo, Puskesmas Keputih, Kelurahan Mendokan Semampir dan Kelurahan Keputih.
Salah satu kegiatan dari Program Bina Desa Sehat ini adalah Penyuluhan Pencegahan Resistensi Antibiotik kepada Kader Kelurahan Medokan Semampir, Jumat (7/6). Ketua tim Abmas ITS, dr Muhammad Nazhif Haykal MBiomed menyebutkan, topik ini penting untuk diangkat karena tingginya kasus resistensi antibiotik di dunia. “Bahkan menurut data yang kami peroleh, kasus ini lebih besar dibandingkan covid-19,” tuturnya.
Tak hanya itu, tingginya kasus resistensi antibiotik ini ternyata tidak berbanding lurus dengan pemahaman masyarakat. Masih sedikit masyarakat yang benar-benar paham dan peduli mengenai bahaya dari kondisi ini. “Penyuluhan ini diadakan dengan harapan agar dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai resistensi antibiotik,” papar Dosen Departemen Kedokteran tersebut.
Pada salah satu sesi penyuluhan, dr Ahmad Ridhoi MSi menjelaskan mengenai pengertian resistensi antibiotik kepada masyarakat. Menurut penjelasannya, resistensi antibiotik merupakan fenomena saat bakteri sudah tidak lagi mampu diatasi oleh antibiotik yang sebelumnya efektif. Salah satu penyebab dari terjadinya fenomena ini adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Ridho juga memberikan satu contoh penggunaan antibiotik yang tidak tepat, yakni mengonsumsi antibiotik tidak sesuai durasi yang dianjurkan oleh dokter. Hal tersebut menyebabkan bakteri yang terdapat pada tubuh tidak mati sepenuhnya. “Alhasil, bakteri yang tersisa beradaptasi dengan antibiotik yang telah dikonsumsi,” terangnya.
Selanjutnya, tim Abmas ITS juga menyampaikan kiat-kiat untuk mencegah resistensi antibiotik. Dosen Departemen Kedokteran, dr Endah Indriastuti Sp PK menyampaikan bahwa salah satunya adalah dengan tidak menggunakan antibiotik untuk infeksi selain bakteri. “Contohnya pengobatan penyakit flu yang disebabkan oleh virus jangan menggunakan antibiotik karena tidak cocok,” jelas Endah.
Selain itu, Endah juga menekankan untuk tidak menyimpan antibiotik sisa di rumah, apalagi sampai diberikan kepada orang lain. Antibiotik yang sudah tidak dipakai harus segera dibuang. “Lalu jangan lupa juga untuk memastikan aturan konsumsi antibiotik yang diberikan dokter dengan baik agar tidak terjadi kesalahan,” pesannya.
Tidak hanya memberikan penyuluhan, kegiatan yang diselenggarakan di Kantor Kelurahan Medokan Semampir ini juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat. Pada layanan tersebut, masyarakat dapat memeriksakan tekanan darah dan kadar lemak dalam tubuhnya. Selain di Kelurahan Medokan Semampir, penyuluhan serupa juga dilaksanakan di Kelurahan Keputih pada Sabtu (8/6). (*)
Reporter: Muhammad Fadhil Alfaruqi
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)