Kampus ITS, Opini – Dalam kehidupan, kita acapkali mengambil perspektif yang didasari asumsi dan fakta. Pandangan tersebut nyatanya tercermin melalui salah satu konsep statistika, yakni Teorema Bayes. Di balik rumusnya yang matematis, teorema tersebut menyimpan filosofi akan cara kita memandang dunia dan mengambil keputusan.
Teorema Bayes merupakan salah satu konsep dasar statistika yang membantu memperbarui hipotesis berdasarkan informasi baru. Teorema ini berguna untuk mengetahui peluang suatu kejadian bersyarat yang sulit diprediksi angkanya. Sederhananya, semakin banyak bukti yang diterima akan semakin akurat hipotesis yang ada.
Teorema tersebut disajikan ke dalam rumus matematis yang terdiri dari sejumlah variabel, yakni P(A), P(B), P(A∣B), dan P(B∣A). P(A) dan P(B) merupakan kemungkinan kejadian tanpa kondisi tertentu. Sedangkan, P(A∣B) dan P(B∣A) mengisyaratkan peluang kejadian dengan syarat kondisi tertentu. Keempat variabel tersebut akan menghasilkan nilai peluang terjadinya suatu kejadian berdasarkan suatu kondisi.
Sebagai contoh, sebelum kita memilih universitas, kita perlu mempertimbangkan peluang untuk diterima di kampus tersebut. Hipotesis awal berdasarkan informasi tahun sebelumnya perlu dipertimbangkan kembali dengan informasi lain mengenai daya saing di tahun sekarang. Selain itu, kita harus mengukur kemampuan kita melalui nilai tryout. Dengan begitu, kita dapat menentukan kemungkinan terkuat apakah kita akan diterima di universitas tersebut atau tidak.
Dari contoh di atas, Teorema Bayes mengajarkan kita untuk mempertimbangkan dua hal dalam pengambilan keputusan, yakni keyakinan awal dan bukti baru untuk memperoleh solusi akhir yang objektif. Di samping itu, teori yang ditemukan pada abad ke-18 ini menuntun kita untuk selalu terbuka terhadap informasi baru dan belajar tanpa perlu terpaku pada asumsi semata. Teorema ini juga menjadi penyeimbang antara intuisi dengan logika, mendengar naluri dengan menimang bukti.
Teorema Bayes lebih dari sekadar konsep statistika yang matematis, melainkan filosofi yang membuka perspektif kita akan kehidupan. Mulai dari mempertimbangkan keputusan secara objektif, terbuka akan informasi, hingga menyeimbangkan logika dan naluri. Dengan menerapkan filosofi tersebut, kita dapat melatih berpikir kritis, pembelajar yang baik, dan pengambil keputusan yang bijaksana. (*)
Ditulis oleh:
Aghnia Tias Salsabila
Mahasiswi Departemen Matematika
Angkatan 2022
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)