Kampus ITS, ITS News — Seiring kemajuan teknologi, industri transportasi kian gencar dalam mengembangkan kendaraan yang lebih ringan, efisien, dan ramah lingkungan. Mendukung semangat tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Departemen Teknik Mesin menggelar kuliah tamu untuk meninjau lebih lanjut crashworthiness struktur transportasi komposit.
Kegiatan ini menghadirkan Profesor Brian G Falzon yang merupakan Dekan Fakultas Teknik, Desain, dan Lingkungan Bangunan Western Sydney University, Australia. Dalam kuliah tamu yang dihadiri mahasiswa serta dosen tersebut, Brian mengungkapkan bahwa penggunaan material logam dalam pembuatan kendaraan yang lebih kuat dan kokoh menyebabkan bobot kendaraan semakin bertambah berat.
Lebih lanjut, Brian menjelaskan bahwa penambahan bobot ini mempengaruhi performa mesin kendaraan sehingga meningkatkan konsumsi bahan bakar. Berangkat dari permasalahan tersebut, saat ini para ahli di bidang material komposit dan otomotif sedang gencar-gencarnya menciptakan serta menganalisis material komposit yang ringan, kuat, dan efisien.
Fokus utama kuliah ini adalah material komposit yang terdiri atas matriks dan bahan penguat berupa serat. Brian mengkaji crashworthiness atau kemampuan dari material carbon fibre reinforced polymer (CFRP) untuk menahan kehancuran yang berkelanjutan serta mempertahankan beberapa bagian material setelah terjadinya benturan. “Memprediksi crashworthiness sangatlah penting untuk membantu meningkatkan keselamatan pengendara,” jelasnya.
Crashworthiness material CFRP melibatkan berbagai aspek, mulai dari mekanisme kehancuran material hingga pengembangan metode simulasi komputer untuk memprediksi performa material tersebut. Mekanisme kehancuran material CFRP mencakup bagaimana material tersebut merespon tekanan dan benturan serta bagaimana struktur internal dari material tersebut terurai saat mengalami kerusakan.
Brian menekankan bahwa metode simulasi komputer menjadi alat penting dalam memprediksi bagaimana material CFRP akan berperilaku dalam berbagai situasi. Simulasi ini memungkinkan para ahli untuk menguji dan memodifikasi desain material komposit sebelum diterapkan dalam dunia nyata. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan keselamatan kendaraan.
Dalam sesi diskusi bersama peserta, Brian menyampaikan tantangan dalam memprediksi crashworthiness material komposit sangatlah kompleks. Hal ini lantaran material komposit yang kompleks memiliki sifat yang berbeda-beda di setiap titik dan arah serta akurasi pada simulasi komputer. Di sinilah peran seorang insinyur untuk meneliti lebih lanjut dan memilih material yang tepat.
Pria yang pernah menjabat menjadi Ketua Material Komposit Lanjut dan Struktur Dirgantara di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) University, Australia ini mengungkapkan bahwa penelitian mengenai komposit ini masih terus berkembang. “Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan material komposit ini kedepannya,” ungkap Brian di akhir kuliahnya. (*)
Reporter: Syahidan Nur Habibie Ash-Shidieq
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan