Gresik, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), PT Cargill Indonesia, dan Yayasan Elang Katulistiwa Adipavitra (YEKA) gelar Aksi Tanam 1.600 Bibit dan Peresmian Arboretum Mangrove. Kegiatan untuk menyambut Hari Mangrove Sedunia ini digelar di Kalimireng, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Kamis (25/7).
Ketua Tim Peneliti Mukhammad Muryono SSi MSi PhD menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan bagian dari Program Mangrove Biru yang sudah diinisiasi sejak 2021 lalu. “Program ini memiliki tujuan untuk membantu meningkatkan populasi dan keragaman ekosistem mangrove di wilayah Kalimireng,” ungkap dosen Departemen Biologi tersebut.
Menurut pria yang akrab disapa Muryono tersebut, peningkatan populasi dan keragaman mangrove merupakan isu yang penting. Beragam manfaat yang diperoleh dengan menanam mangrove, diantaranya mencegah abrasi dan penahan ombak. Selain itu, berbagai bagian dari mangrove pun dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai produk. “Salah satunya adalah pembuatan cat dari daun mangrove,” tuturnya.
Lebih lanjut, Muryono menuturkan bahwa pada tahun ini Program Mangrove Biru sudah memasuki tahap kedua. Sebelumnya, pada tahap pertama telah dilakukan uji kecocokan bibit tanaman dengan tanah di lokasi. Tidak hanya itu, tahap pertama juga dilakukan evaluasi ketersediaan lahan yang dapat ditanami mangrove. “Saat ini, tahap kedua akan lebih berfokus pada penambahan fasilitas,” ungkap Muryono.
Salah satu fasilitas tersebut yakni pembuatan Arboretum Mangrove. Doktor lulusan Tohoku University tersebut menjelaskan bahwa arboretum merupakan tempat untuk pengamatan berbagai jenis tumbuhan tanpa perlu terjun langsung ke lapangan. “Pendirian Arboretum Mangrove pertama di Gresik ini akan menjadi benchmark dalam pengelolaan ekosistem mangrove,” tambahnya.
Muryono menerangkan, arboretum yang terletak di pintu masuk Wisata Manyarsidomukti akan dijadikan media edukasi mangrove. Edukasi tersebut meliputi proses pembibitan hingga peningkatan manfaat mangrove agar bernilai ekonomi seperti menjadi olahan makanan, minuman, batik mangrove, dan lain-lain. “Arboretum ini juga dapat digunakan oleh masyarakat sebagai kantor bersama untuk pengembangan ekowisata Desa Manyarsidomukti,” terangnya.
Terakhir, Muryono berharap agar ITS lebih peduli dengan aktivitas yang berkaitan dengan mangrove. Menurutnya, mengelola mangrove tidak hanya berkaitan dengan biologi, melainkan juga berkaitan dengan berbagai keilmuan lainnya. “Semoga mangrove bisa menjadi isu bersama agar ITS bisa unggul di bidang berbasis lingkungan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Muhammad Fadhil Alfaruqi
Redaktur: Regy Zaid Zakaria
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)