Kampus ITS, ITS News – Konsisten mempertahankan julukan Smart Eco Campus, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak hanya mengupayakan aksi penghijauan lingkungan di area kampus saja, namun juga di lingkungan masyarakat. Hal ini didukung melalui kegiatan Kampung Mitra (Kammit) ITS di Kampung Medokan Semampir, Surabaya yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITS.
Berfokus pada sektor penghijauan, acara yang resmi dibuka pada Minggu (28/7) ini mengusung tema Green of Medokan Semampir (GEMAS). Ketua pelaksana acara Kammit ITS Fakhrian Taufiqi mengungkapkan, pemilihan tema tersebut didasari oleh upaya pengembangan potensi penghijauan area perkampungan di tengah keterbatasan lahan perkotaan. “Tak hanya penyuluhan, acara ini juga akan diisi dengan kegiatan lokakarya dan kerja bakti,” terang Fakhrian.
Lebih lanjut, mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan ITS itu menambahkan bahwa pengembangan potensi desa dilakukan dengan budi daya tanaman pakcoy. Tanaman tersebut dipilih karena relatif mudah untuk ditanam secara mandiri di pekarangan rumah dan tidak memerlukan biaya yang mahal.
Selain itu, tanaman pakcoy juga diharapkan dapat berkembang menjadi ide bisnis bagi warga setempat dan menjadi ciri khas bagi Kampung Medokan Semampir kedepannya. “Tanaman pakcoy dikenal dengan cita rasanya yang lebih renyah dan manis saat diolah menjadi sebuah masakan,” tutur mahasiswa ITS angkatan 2022 ini.
Pada kesempatan yang sama, Pendiri Komunitas Tunas Hijau Indonesia Mochamad Zamroni turut memberikan edukasi kepada masyarakat setempat mengenai upaya penghijauan lingkungan dengan pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). LRB merupakan lubang berdiameter 10 hingga 30 sentimeter yang dibuat vertikal ke dalam tanah. “Lubang ini nantinya akan diisi dengan sampah-sampah organik, seperti daun atau kompos,” terang Pria yang akrab disapa Roni ini.
Roni melanjutkan, fungsi utama dari LRB ialah untuk memperluas daerah resapan air hingga mempercepat proses penyerapan air hujan ke dalam tanah. Teknik ini juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan mengubah bahan organik menjadi kompos alami melalui aktivitas mikroorganisme. “Implementasi LRB ini juga bermanfaat untuk mengurangi volume sampah melalui proses daur ulang sampah organik,” tambah Roni.
Kegiatan yang akan berlangsung rutin dua kali dalam seminggu hingga 10 Agustus ini turut dimeriahkan oleh kehadiran Duta Lingkungan Jawa Timur 2024 Olivia Ridhotul Marita. Olivia memberikan penyuluhan kepada warga setempat mengenai urgensi penghijauan di lahan sempit terutama daerah perkotaan yang didominasi oleh sektor industri dan pemukiman.
Sejalan dengan Roni, Olivia menyebut bahwa daerah padat penduduk di area perkotaan sangat rentan mengalami bencana banjir akibat kurangnya daerah resapan air. Olivia menganggap kegiatan seperti ini sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan upaya penghijauan dan ancaman bencana kedepannya. “Harapannya kegiatan penyuluhan seperti ini mampu membuka wawasan masyarakat terkait penghijauan lingkungan,” ujar mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan ITS itu. (*)
Reporter: Hani Aqilah Safitri
Redaktur: Frecia Elrivia Mardianto
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)