ITS News

Selasa, 06 Agustus 2024
05 Agustus 2024, 16:08

SIMT ITS Tekankan Adaptasi AI dalam Bisnis Lewat MOTIP 09

Oleh : itssil | | Source : ITS Online
Gambar pembukaan MOTIP 09

Dekan SIMT ITS Prof I Nyoman Pujawan PhD saat membuka MOTIP 09 secara daring

Kampus ITS, ITS News Menyongsong perkembangan Artifial Inteligence (AI), Sekolah Interdisipliner Manajamen dan Teknologi (SIMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tekankan pemanfaatan AI dalam pengembangan bisnis. Hal ini diwujudkan dalam ajang The 9th International Conference on Management of Technology, Innovation and Project (MOTIP 09) secara daring, Sabtu (3/8).

Mengusung tema Business Innovation in the Era of AI, konferensi ini merupakan wadah bagi para peneliti serta akademisi untuk menyuarakan penelitiannya dalam bidang manajemen teknologi, inovasi, dan proyek. Pada MOTIP 09 sendiri terdapat sejumlah 128 paper yang mengulik delapan bidang seputar inovasi serta strategi bisnis di era perkembangan AI.

Membuka secara resmi konferensi yang digelar dua kali dalam setahun ini, Dekan SIMT ITS Prof I Nyoman Pujawan PhD CSCP menyampaikan pentingnya mengikuti perkembangan AI agar bisnis tetap berjalan sesuai kemajuan industri. “Tantangan dalam menjalankan industri saat ini adalah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan nilai dan pengalaman pelanggan,” tuturnya.

Guru Besar Teknik Sistem dan Industri ITS tersebut mengajak akademisi untuk mengeksplorasi topik-topik konferensi yang berkontribusi pada kemajuan teknologi dan bisnis. Hal ini selaras dengan Visi SIMT untuk menjadi sekolah pascasarjana adaptif terhadap teknologi dan inovatif. “Konferensi ini diharapkan dapat menginsipirasi dan meningkatkan produktivitas masyarakat dalam mengoptimalkan bisnis,” tutup Nyoman.

Gambar Keynote speaker MOTIP 09

Nguyen Phan Anh Huy PhD saat memaparkan presentase bidang indsutri pengguna AI

Lebih lanjut dalam sesi diskusi, Keynote Speaker MOTIP 09 Nguyen Phan Anh Huy PhD menekankan bahwa AI tidak akan bisa menggantikan manusia. Akan tetapi, manusia dapat berkolaborasi dengan AI karena bagaimanapun AI akan membutuhkan human sense untuk menghasilkan luaran yang berkualitas. 

Menurut data yang dipaparkan Nguyen, China memiliki pengguna AI terbanyak secara global. Hal ini dilatarbelakangi oleh kebijakan untuk mengajak para peneliti bekerja dengan AI dan mengundang praktisi ahli AI ke negaranya. Sementara itu, mayoritas masyarakat di belahan dunia yang lain setidaknya telah sekali bersentuhan dengan AI. “Jika pengetahuan tentang  AI terus disebarkan, akses penggunaannya akan semakin mudah,” terang Nguyen.

Gambar Keynote speaker MOTIP 09

Keynote speaker MOTIP 09, memaparkan faktor pendorong peningkatan penggunaan AI

Selain itu, minat penggunaan AI cenderung didorong oleh faktor keamanan yang ditawarkan. Orang akan lebih sering menggunakan AI jika mereka memahami teknologinya dengan baik, transparansi produk AI yang jelas, serta fitur-fiturnya yang mudah digunakan. AI akan sangat berguna dalam mengomunikasikan pekerjaan, merangkum materi, hingga mengautomasi tugas.

Tak hanya itu, Nguyen menambahkan, implementasi AI dapat mengelola risiko yang terdapat pada suatu organisasi. Misalnya berdasarkan survei Statista, banyak organisasi dunia mengadopsi AI untuk memantau peraturan dan memastikan kepatuhan. Selain itu, AI juga banyak digunakan dalam analisis sentimen untuk penjualan dan pemasaran pada pelanggan.

Menutup diskusi, Nguyen menekankan bahwa AI tidak terbatas pada chatbot seperti ChatGPT dan Gemini saja. Banyak aplikasi AI lainnya yang dapat membantu kita dalam belajar dan bekerja. Ada lebih dari 100 produk AI yang dapat dimanfaatkan, terutama dalam menganalisis bisnis. “Perlu diingat bahwa AI tidak bisa memahami karakter manusia, sehingga human sense perlu berdampingan dengan perkembangan AI,” tutup doktor asal National Central University, Taiwan tersebut. (*)

 

Reporter: Silvita Pramadani
Redaktur: Fathia Rahmanisa

Berita Terkait