Kampus ITS, ITS News – Menyongsong perkembangan Artifial Inteligence (AI), Sekolah Interdisipliner Manajamen dan Teknologi (SIMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tekankan pemanfaatan AI dalam pengembangan bisnis. Hal ini diwujudkan dalam ajang The 9th International Conference on Management of Technology, Innovation and Project (MOTIP 09) secara daring, Sabtu (3/8).
Mengusung tema Business Innovation in the Era of AI, konferensi ini merupakan wadah bagi para peneliti serta akademisi untuk menyuarakan penelitiannya dalam bidang manajemen teknologi, inovasi, dan proyek. Pada MOTIP 09 sendiri terdapat sejumlah 128 paper yang mengulik delapan bidang seputar inovasi serta strategi bisnis di era perkembangan AI.
Membuka secara resmi konferensi yang digelar dua kali dalam setahun ini, Dekan SIMT ITS Prof I Nyoman Pujawan PhD CSCP menyampaikan pentingnya mengikuti perkembangan AI agar bisnis tetap berjalan sesuai kemajuan industri. “Tantangan dalam menjalankan industri saat ini adalah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan nilai dan pengalaman pelanggan,” tuturnya.
Guru Besar Teknik Sistem dan Industri ITS tersebut mengajak akademisi untuk mengeksplorasi topik-topik konferensi yang berkontribusi pada kemajuan teknologi dan bisnis. Hal ini selaras dengan Visi SIMT untuk menjadi sekolah pascasarjana adaptif terhadap teknologi dan inovatif. “Konferensi ini diharapkan dapat menginsipirasi dan meningkatkan produktivitas masyarakat dalam mengoptimalkan bisnis,” tutup Nyoman.
Lebih lanjut dalam sesi diskusi, Keynote Speaker MOTIP 09 Nguyen Phan Anh Huy PhD menekankan bahwa AI tidak akan bisa menggantikan manusia. Akan tetapi, manusia dapat berkolaborasi dengan AI karena bagaimanapun AI akan membutuhkan human sense untuk menghasilkan luaran yang berkualitas.
Menurut data yang dipaparkan Nguyen, China memiliki pengguna AI terbanyak secara global. Hal ini dilatarbelakangi oleh kebijakan untuk mengajak para peneliti bekerja dengan AI dan mengundang praktisi ahli AI ke negaranya. Sementara itu, mayoritas masyarakat di belahan dunia yang lain setidaknya telah sekali bersentuhan dengan AI. “Jika pengetahuan tentang AI terus disebarkan, akses penggunaannya akan semakin mudah,” terang Nguyen.
Selain itu, minat penggunaan AI cenderung didorong oleh faktor keamanan yang ditawarkan. Orang akan lebih sering menggunakan AI jika mereka memahami teknologinya dengan baik, transparansi produk AI yang jelas, serta fitur-fiturnya yang mudah digunakan. AI akan sangat berguna dalam mengomunikasikan pekerjaan, merangkum materi, hingga mengautomasi tugas.
Tak hanya itu, Nguyen menambahkan, implementasi AI dapat mengelola risiko yang terdapat pada suatu organisasi. Misalnya berdasarkan survei Statista, banyak organisasi dunia mengadopsi AI untuk memantau peraturan dan memastikan kepatuhan. Selain itu, AI juga banyak digunakan dalam analisis sentimen untuk penjualan dan pemasaran pada pelanggan.
Menutup diskusi, Nguyen menekankan bahwa AI tidak terbatas pada chatbot seperti ChatGPT dan Gemini saja. Banyak aplikasi AI lainnya yang dapat membantu kita dalam belajar dan bekerja. Ada lebih dari 100 produk AI yang dapat dimanfaatkan, terutama dalam menganalisis bisnis. “Perlu diingat bahwa AI tidak bisa memahami karakter manusia, sehingga human sense perlu berdampingan dengan perkembangan AI,” tutup doktor asal National Central University, Taiwan tersebut. (*)
Reporter: Silvita Pramadani
Redaktur: Fathia Rahmanisa
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh