Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus meningkatkan kebermanfaatannya bagi masyarakat. Salah satunya, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Departemen Teknik Kimia (DTK) ITS membangun green house di Desa Buluharjo, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Ketua tim Mahasiswa KKN Abmas DTK ITS Muhammad Ezra Bena menjelaskan bahwa di dalam green house yang dibangun tersebut terdapat media tanam yang menggunakan sistem akuaponik. Akuaponik sendiri merupakan suatu sistem penanaman tanaman yang memadukan konsep budidaya tanaman dengan budidaya ikan.
Sebagai tempat bertumbuhnya benih tanaman, sistem ini memanfaatkan media tanam tanpa tanah atau hidroponik. Sebagai penggantinya, tim yang berkolaborasi dengan National Taiwan University of Science and Technology, Taiwan dan Osaka Institute of Technology, Jepang ini menggunakan rockwool dan flanel sebagai media tanamnya. “Flanel di sini berfungsi agar air yang mengalir dapat terserap ke dalam rockwool,” terang lelaki yang akrab disapa Ezra tersebut.
Lebih lanjut, lelaki asal Gresik tersebut menyampaikan bahwa di bawah media tanam juga terdapat kolam ikan. Tidak hanya untuk budidaya ikan, kolam tersebut juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air dari tanaman yang berada di atasnya. “Air dari kolam ikan nantinya dipompa ke bagian tertinggi media tanam, lalu mengalir melewati tanaman hingga kembali lagi ke kolam,” paparnya.
Adapun untuk kelebihan dari akuaponik ini terletak pada efektifitas dan efisiensinya. Salah satunya dapat dilihat dari kecilnya lahan yang dapat digunakan. Dengan luas bidang dua kali satu meter, sistem ini dapat menampung hingga seratus bibit tanaman. Hal ini lantaran media tanam yang dapat dibuat bertingkat. “Selain itu, sistem pengairan tanaman yang otomatis ini bisa menghemat biaya, tenaga, dan waktu,” tambah Ezra.
Tak hanya menggunakan sistem akuaponik, green house yang dibangun oleh tim KKN Abmas ITS ini juga mengusung konsep energi terbarukan dengan memanfaatkan panel surya. Mahasiswa DTK ITS tersebut mengungkapkan, panel surya tersebut digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan listrik green house. “Energi listrik dari panel surya ini dapat bertahan lebih dari 24 jam ketika sudah tidak terpapar matahari,” jelasnya.
Selain membangun green house, agenda yang diadakan sepuluh hari sejak 17 Juli ini juga membuat biodigester. Produk tersebut dapat digunakan untuk memproduksi pupuk cair dan pupuk kompos. Hal ini didorong oleh banyaknya limbah organik yang berasal dari pasar yang posisinya dekat dengan Desa Buluharjo.
Limbah organik tersebut dikumpulkan ke dalam biodigester dan ditambahkan air bekas cucian beras serta dibiarkan mengalami pembusukan. Setelah itu, limbah tersebut akan mengeluarkan cairan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair. “Lalu, limbah padat sisa pembusukan tersebut dapat digunakan sebagai pupuk kompos,” tuturnya.
Ezra berharap melalui kegiatan KKN Abmas ITS ini, para masyarakat dapat lebih memahami manfaat dari pupuk organik. Dirinya juga berharap melalui kegiatan yang telah dilakukan dapat membuat warga sekitar lebih melek akan teknologi pertanian terkini. “Semoga rangkaian alat yang sudah ada dapat membantu masyarakat dalam mengatasi sempitnya lahan dalam bertani,” tutur alumnus SMA Negeri 1 Gresik tersebut penuh harap. (*)
Reporter: Muhammad Fadhil Alfaruqi
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),