Kampus ITS, ITS News – Guna meningkatkan kualitas publikasi jurnal keilmuan nasional maupun internasional, Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar lokakarya penulisan ilmiah. Acara tersebut berlangsung selama dua hari sejak Selasa (6/8) di Gedung Departemen Kimia ITS.
Salah satu penyelenggara acara, Utari Zulfiani, mengungkapkan bahwa lokakarya ini merupakan wadah mahasiswa untuk menghasilkan publikasi internasional yang dapat menjadi referensi dan rujukan bagi para peneliti. “Jadi publikasi penelitian tidak sebatas mempertimbangkan indeks saja, tetapi juga harus memiliki impact factor yang tinggi,” jelasnya.
Mahasiswa yang mengikuti program doctor di Departemen Kimia itu menerangkan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari program Direktorat Kemitraan Global (DKG) yakni Inbound Researcher Mobility (IRM). Guna membangun kerja sama antara ITS dengan perguruan tinggi lain, program ini mengundang profesor luar negeri untuk berkolaborasi dengan sivitas akademik ITS dalam riset dan publikasi tulisan ilmiah ke jurnal internasional.
Lokakarya yang bertajuk Mastering Scientific Writing From Draft To Publication In High Impact Journal tersebut menghadirkan Prof Dr Mathias Ulbrich dari Universitas Duisburg Essen, Jerman. Dalam paparannya, Mathias menjelaskan hal pertama yang dilakukan saat menulis adalah menyusun kerangka artikel ilmiah dengan memuat kumpulan data seperti tabel, gambar, persamaan, dan skema. “Ini adalah inti dari tulisan ilmiah, baru setelah itu bisa mengidentifikasi hasilnya,” terang Mathias.
Mathias menyebutkan bahwa terdapat empat langkah untuk meningkatkan kualitas dari artikel ilmiah. Pertama, penulis harus menegaskan relevansi konteks dan pembeda dari penelitian terdahulu. Langkah kedua adalah menekankan orisinalitas dari hipotesis dan pendekatan yang digunakan. Kedua hal ini dapat membantu membangun kepercayaan pembaca terhadap hasil penelitian yang dijabarkan.
Lebih lanjut, profesor yang berkecimpung dalam bidang membrane ini juga menyebutkan kejelasan dari struktur, tata bahasa, gambar, dan tabel agar hasil temuan tersampaikan secara efektif dan mudah dipahami. Langkah terakhir yakni dengan meningkatkan kredibilitas dari metode analisis yang digunakan. “Hal ini dapat dilakukan dengan transparansi evaluasi kesalahan dari hasil penelitian,” jelasnya.
Mathias menekankan bahwa pemilihan judul dalam artikel ilmiah juga menjadi sesuatu yang krusial. Judul yang baik terdiri dari maksimal 20 kata sekaligus mencakup pembahasan isi dari jurnal. Tidak hanya itu, kunci dari judul yang menarik adalah mudah dimengerti, menggunakan konjungsi, dan dapat memancing keingintahuan pembaca.
Selain menyampaikan materi terkait penulisan ilmiah, lelaki yang merupakan editor dari Jurnal Membrane of Science itu juga memberikan konsultasi bagi artikel ilmiah yang telah disusun oleh peserta. Konsultasi dilakukan dengan membedah setiap bagian, mulai dari judul, abstrak, penyajian data, hingga struktur dan alur penelitian. “Tidak hanya memiliki nilai impact factor yang tinggi, tulisan kalian juga harus membawa dampak besar di kehidupan nyata,” tutupnya. (*)
Reporter: A. Rifda Yuni Artika
Redaktur: Regy Zaid Zakaria
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)