Kampus ITS, ITS News — Kondisi udara yang mengandung zat kontaminan berbahaya dapat mencemari lingkungan hingga kesehatan manusia. Menyikapi kondisi ini, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas alat penyaring udara otomatis menggunakan energi surya.
Anggota tim KKN Muhammad Zanuar menjelaskan, Desa Roomo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur memiliki kondisi udara yang buruk akibat lokasinya yang berada di antara area industri. Kondisi tersebut menyumbang polusi udara yang cukup mengganggu aktivitas, kesehatan, dan lingkungan masyarakat sekitar. “Maka diperlukan tindakan lebih lanjut untuk mencegah dampak yang berkepanjangan,“ ungkapnya.
Menilik hal itu, mereka menciptakan alat penyaring udara menggunakan teknologi fotovoltaik yang bersumber dari panel surya. Konsep teknologi ini dapat mengubah panas matahari menjadi energi listrik secara langsung. Sehingga dapat menghemat energi listrik dan lebih ramah lingkungan.
Selain itu, pada alat ini juga menggunakan teknologi Fuzzy Logic dan sensor udara untuk menjalankan sistem secara otomatis. Fuzzy Logic merupakan perpaduan ilmu matematika dan teknologi komputer yang dapat membantu menyelesaikan masalah secara otomatis. “Alat dapat mengatur laju penyaringan secara otomatis setelah mengetahui kondisi udara di sekitarnya,” ujar Zanuar, sapaannya.
Ia mengungkapkan, kombinasi sejumlah teknologi tersebut guna meningkatkan efisiensi dalam sistem penyaringan udara. Terbukti melalui serangkaian uji coba, alat penyaring udara dapat menjangkau radius 15 meter dan mengurangi kandungan polutan di udara. Di bawah bimbingan Ir Safira Firdaus Mujiyanti ST MT, alat ini dapat mengidentifikasi kondisi udara yang meliputi kandungan partikel, suhu, dan kelembaban udara.
Data tersebut dapat diakses langsung apabila alat terhubung dengan sambungan internet melalui modul Wifi. Dengan begitu, guru dan orang tua siswa dapat memantau kondisi udara di dalam ruang kelas melalui situs web yang dikembangkan oleh tim KKN Abmas ITS. Dalam penerapannya, alat ini pertama kali diterapkan di ruang kelas TK Dharma Wanita Persatuan Meduran.
Mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi ITS ini berharap dapat membantu memperbaiki kualitas udara di Desa Roomo sekaligus membaiknya lingkungan dan kesehatan masyarakat. Tidak hanya bermanfaast di wilayah ini saja, tetapi daerah yang memiliki permasalahan yang sama. “Semoga jangkaun inovasi alat penyaring udara kami dapat tersebar lebih luas ke daerah lain dengan kondisi udara yang kurang baik,” tandas Zanuar mengakhiri. (*)
Reporter: Ahmad Naufal Ilham
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan