Kampus ITS, ITS News — Musik merupakan media untuk bersuara, berkreasi, dan memanusiakan manusia. Prinsip ini dipegang oleh salah satu profesor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ing Ir Bambang Soemardiono yang menemukan makna hidup melalui alunan musik miliknya.
Dosen Departemen Arsitektur ITS itu bercerita, kali pertamanya terjun ke dalam dunia musik bermula ketika ia menorehkan penanya untuk menulis lirik lagu. Berawal dari ingin membantu teman, imbuhnya, pengalaman tersebut menjadi cikal-bakal Bambang berkreasi lewat simfoni.
Melanjutkan kisahnya, titik balik Bambang sebagai musisi terjadi ketika ia menapakkan kaki di Jerman tahun 1988. Saat itu, ia sedang melakukan perjalanan sebagai dosen muda. Rekan kerjanya di sana berkelakar dan mengelu-elukan dirinya yang andal menyanyi. “Sejak saat itu, saya kerap diminta bernyanyi di berbagai kegiatan, perayaan, bahkan acara gereja di Jerman,” ucap Guru Besar Departemen Arsitektur ITS tersebut.
Bak merestui perjalanan Bambang dalam bermusik, takdir mempertemukannya kembali dengan kawan lama, Yuril Ayunir pada 2003. Sahabat SMA yang kini menjelma sebagai produser musiknya dan menjadi insan yang menemani perjalanan Bambang. “Saat bertemu kembali, terbesit ide untuk merekam dan menggubah lagu,” kisahnya.
Akhirnya, dua sahabat karib itu mulai beranjak ke dunia komersial pada 2018. Usai merilis berbagai aransemen lagu, mereka mulai memproduksi lagu orisinal. Karya pertama bertajuk Sampaikanku pada Ramadhan tercetus ketika laki-laki kelahiran Surabaya itu tengah mendengar Radio Suara Muslim Surabaya. “Ustaz yang berdakwah menyebutkan kalimat ‘sampaikanku pada Ramadan’. Wah, bagus sekali pikir saya untuk menjadi lirik lagu,” celetuknya.
Dari sesuatu yang sederhana, Bambang memaknai hal tersebut menjadi sebuah karya yang magis. Baginya, segala hal yang terjadi di dunia memiliki makna filosofis dan perlu dibersamai menjadi laungan harmoni merdu yang menenangkan. “Menulis lagu yang mudah didengar dan bermakna dalam menjadi prinsip saya dalam berkarya,” beber sang penyanyi.
Terus bereksplorasi, Bambang mulai menciptakan berbagai karya. Jerih payahnya itu terinspirasi dari keseharian, kisah cinta, bahkan nuansa alam Indonesia. Ia pun tak segan menjajal berbagai genre, menjadikan harmoni sebagai tempatnya berekspresi. Terhitung hingga sekarang, Bambang telah memproduksi sembilan lagu dan sudah tersedia di platform digital. “Alhamdulillah, beberapa lagunya menjadi karya terbaik Lomba Cipta Lagu Cinta Indonesia pada 2020 hingga 2022,” tuturnya bangga.
Mengulas karya terbaru, Satu Cintaku, Bambang bercerita filosofi di baliknya. Ia mengungkapkan, manusia seringkali melupakan orang terdekat yang terus membersamai di sisi. Dalam kisah Bambang, pasangan hidup menjadi sosok di balik gubahan lagu romansa yang sarat dengan melodi lembut nan magis tersebut.
Lagu kesembilan yang bernuansa orkestra itu menyerukan perasaan cinta dan syukur terhadap seseorang. Liriknya yang sarat akan rasa rindu menggambarkan bagaimana mencintai artinya menerima dan menghargai yang berada di sisi dengan sepenuh hati. “Lagu ini menjadi bentuk apresiasi terbesar untuk orang terkasih,” ungkapnya.
Melalui karya-karyanya, Bambang berharap dapat terus menjadikan musik sebagai media baginya untuk bercerita. Bahwasanya musik adalah laungan suara hati yang dapat dijiwai sesama manusia dari ke hati. “Semoga lagu kesepuluh saya dapat segera rampung dan melahirkan album bertajuk Live, Love, and Indonesia,” tandasnya optimistis. (*)
Reporter: Hibar Buana Puspa
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)