Kampus ITS, ITS News — Mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dipelajari mahasiswa selama perkuliahan ke dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu hal yang krusial. Sadar akan hal ini, tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Abmas ITS) menginisiasi agenda bertema Kontekstualisasi Pembelajaran untuk guru dan siswa jenjang SMP, SMA, dan SMK.
Koordinator Mahasiswa Tim Abmas ITS Ajeng Wardhani Kusumaningrum menyampaikan, kegiatan yang digagas timnya ini merupakan agenda pelatihan yang bertujuan untuk memperluas kebermanfaatan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh para mahasiswa di bangku perkuliahan. “Agar ilmu yang kita dapatkan bisa diimplementasikan ke dunia nyata juga,” ujar dara asal Gresik tersebut.
Ajeng merincikan, materi yang timnya bawakan berfokus pada topik seputar pengelolaan bisnis dan produksi. Adapun topik tersebut meliputi pengembangan teknologi, manajemen bisnis, serta manajemen produksi. Keputusan pengambilan topik ini didiskusikan bersama Forum Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Larasdikdudi). “Semua topik dirancang untuk mengimplementasikan teori lewat penerapan praktis,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Ajeng menjabarkan, agenda Kontekstualisasi Pembelajaran pertama dilaksanakan di Sidoarjo pada tanggal dua hingga lima Juli lalu kemudian dilanjutkan di Bangkalan pada tanggal 30 dan 31 Juli lalu. Dua pelatihan lainnya dilaksanakan di Gresik pada tanggal enam hingga sembilan Agustus dan di Surabaya pada tanggal 12 hingga 15 Agustus. Dari keempat tempat tersebut terdapat 33 instansi SMP, SMA maupun SMK yang terlibat.
Melanjutkan tuturannya, Ajeng menyampaikan, selain teori, tim yang diketuai oleh Prof Dr Ir Mokh Suef MScEng ini juga memberikan studi kasus interaktif pada setiap sesi pelatihan kepada para peserta. Studi kasus ini bertujuan untuk mendorong peserta memahami secara mendalam konsep dan realisasi ilmu yang telah diperoleh sepanjang pelatihan. Di akhir sesi, setiap peserta juga diminta untuk mempresentasikan solusinya terhadap studi kasus yang diberikan.
Beranjak dari sesi pelatihan, dua orang peserta dengan ide terbaik pada masing-masing kota diberikan kesempatan untuk mempresentasikan idenya di Gedung Departemen Teknik Sistem dan Industri, Minggu (15/9). Pada agenda ini, para peserta melakukan pitching ide bisnis secara menyeluruh, mulai dari visi, misi, strategi, keuangan, dan berbagai aspek pengembangan bisnis lainnya.
Tak berhenti sampai di sana, delapan orang peserta yang mewakili empat kota tersebut juga melakukan uji kompetensi mengenai berbagai materi yang telah mereka peroleh sebelumnya. “Kemudian, dari hasil pitching serta uji kompetensi, dipilih dua peserta terbaik, satu untuk kategori guru dan satu untuk kategori siswa,” terang mahasiswi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS) ITS tersebut.
Menutup tuturannya, Ajeng mengatakan, kegiatan ini juga menjadi wadah penguatan kolaborasi antara akademisi dan masyarakat melalui pembelajaran interaktif berbasis studi kasus. Dirinya berharap, pelatihan yang diberikan tidak hanya terbatas pada peningkatan kompetensi para peserta, tetapi juga membawa dampak positif lainnya. “Hal ini termasuk mendorong inovasi dan transformasi pendidikan yang berkelanjutan,” tandasnya mengakhiri. (*)
Reporter: Muhammad Fadhil Alfaruqi
Redaktur: Shafa Annisa Ramadhani
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),