Kampus ITS, ITS News — Limbah kaleng di perairan sering menjadi perusak ekosistem setempat. Hal tersebut mematik semangat tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk menginovasikan limbah kaleng sebagai penjernih air. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan air bersih baik dalam skala rumah tangga maupun wilayah Keputih, Surabaya.
Ketua tim KKN Abmas ITS Dr Afifah Rosyidah menjelaskan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini berangkat dari permasalahan limbah kaleng yang sulit untuk terdegradasi dan terurai di lingkungan. Selain itu, limbah kaleng yang berserakan juga menyebabkan lingkungan menjadi kotor. “Kaleng yang terbuang merupakan salah satu jenis sampah yang sulit terurai sekaligus dapat merusak lingkungan dan ekosistem secara perlahan,” paparnya.
Guna menyelesaikan permasalahan yang ada, Afifah dan tim kemudian menginovasikan kaleng bekas sebagai bahan koagulan penjernih air. Koagulan sendiri merupakan bahan kimia yang ditambahkan ke air untuk membantu mengendapkan partikel yang menyebabkan air menjadi keruh. Oleh karena itu, unsur aluminium yang terkandung pada kaleng dinilai memiliki kemampuan mengikat partikel-partikel kecil dalam air sehingga memudahkan proses pengendapan.
Afifah mengungkapkan, bahan baku utama dalam inovasi ini adalah unsur aluminium. Dalam proses pembuatannya, unsur aluminium tersebut diekstrak dengan menggunakan kalium hidroksida (KOH) untuk menciptakan ion aluminat. Selanjutnya ditambahkan juga asam sulfat (H2SO4) untuk membentuk endapan yang bersifat mengikat. Hasil dari proses tersebut nantinya terbentuk serbuk putih yang sudah dapat digunakan sebagai penjernih air.
Lebih lanjut, dosen Departemen Kimia ITS tersebut menjelaskan, dari hasil koagulan yang dihasilkan tim KKN Abmas berhasil mengurangi tingkat kekeruhan air hingga 59 persen dengan penambahan 0,5 gram koagulan. Bahkan, tingkat kekeruhan dapat berkurang hingga 68 persen ketika penambahan koagulan ditingkatkan menjadi 1 gram. “Hasilnya tidak jauh berbeda dengan penjernih air komersial lainnya yang memiliki nilai jual lebih tinggi,” ujar Afifah.
Selain hasil penjernihan yang tinggi, salah satu keunggulan produk inovasi yang telah dilakukan oleh Tim KKN Abmas adalah bahan yang digunakan tidak mempunyai unsur klorin (Cl). Hal ini membuat koagulan sangat aman bagi pengguna karena tidak menyebabkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, atau kerusakan mata yang sering ditimbulkan oleh klorin. “Sehingga warga dapat menggunakan produk ini dengan aman,” ungkap Afifah.
Afifah menyebutkan, masyarakat Kelurahan Keputih, Surabaya menyambut kegiatan mereka dengan antusias. Demi mendukung keberlangsungan inovasi ke depan, tim KKN Abmas ITS memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam menggunakan inovasi mereka. Selain itu, tim KKN juga bekerja sama dengan Kelompok Peduli Lingkungan Keputih yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap keberadaan air dan lingkungan dalam melakukan kegiatannya.
Melalui inovasi ini, tim KKN Abmas berharap agar warga Keputih mampu memproses air limbah kaleng rumah tangga yang sebelumnya hanya dibuang langsung ke saluran air menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk kegiatan rumah tangga. “Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan,” harap Afifah. (*)
Reporter: Khaila Bening Amanda Putri
Redaktur: Gandhi Kesuma
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),