Kampus ITS, ITS News — Derasnya arus globalisasi mengancam warisan budaya, tak terkecuali rumah adat Taneyan Lanjhang. Hal tersebut mendorong tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas konsep arsitektur vernakular berkelanjutan melalui maket bangunan tersebut.
Dosen pembimbing tim KKN Abmas Dr Eng Didit Novianto ST MEng memaparkan bahwa konstruksi Taneyan Lanjhang mengalami modernisasi seiring dengan perkembangan zaman. Hal tersebut menggerus nilai asli yang terkandung pada rumah adat asal Madura ini. “Oleh karena itu, kami ingin mendokumentasikan konstruksi asli dan mempertahankan arsitektur vernakular Taneyan Lanjhang,” jelas dosen yang akrab disapa Didit ini.
Dijelaskan oleh Didit, arsitektur vernakular adalah arsitektur yang dibangun berdasarkan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat lokal. Gaya arsitektur ini umumnya dilakukan oleh bukan seorang profesional, melainkan seseorang yang mewarisi teknik konstruksi. “Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena tidak ada arsip tertulis mengenai konstruksi bangunannya,” ungkap Didit.
Langkah awal yang tim ini tempuh adalah proses pengumpulan data yang dilakukan di Desa Alang-Alang, Kabupaten Bangkalan, Madura. Pada tahap tersebut, dosen Departemen Arsitektur ITS ini menceritakan bahwa timnya melakukan studi lapangan dan wawancara dengan tenaga ahli bangunan Taneyan Lanjhang. Hasilnya, ditemukan bahwa bangunan tersebut memiliki tata letak yang berkelanjutan karena sesuai dengan struktur tanah Pulau Madura.
Lebih lanjut, tim yang terdiri dari mahasiswa Departemen Arsitektur ITS ini menganalisis berbagai aspek dari bangunan. Di antaranya adalah mengenai pemilihan material baja dan kayu sebagai penopang atap dan anyaman rotan sebagai material dinding bangunan yang masih kokoh digunakan. “Sebagian besar material yang digunakan ramah lingkungan dan sesuai dengan konsep arsitektur berkelanjutan,” simpul Didit.
Berangkat dari hasil analisis tersebut, Didit dan tim KKN Abmas ITS menyusun maket Taneyan Lanjhang berskala 1:20. Ia mengungkapkan bahwa maket dibuat semirip mungkin dengan bentuk asli baik dari segi interior maupun arsitekturnya. Hal ini bertujuan agar konsep dan desain Taneyan Lanjhang tersampaikan lebih mendalam.
Di akhir, Didit mengaku bahwa masyarakat Desa Alang-Alang menyambut dengan positif kegiatan tim KKN Abmas ITS ini. Adanya maket tersebut membantu masyarakat menyadari warisan budaya yang harus dijaga. Di sisi lain, maket tersebut dapat menjadi referensi bagi pemangku kepentingan dan industri konstruksi untuk keberlanjutan Taneyan Lanjhang. “Harapannya, luaran kegiatan ini bisa memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat,” tutupnya penuh harap. (*)
Reporter: Aghnia Tias Salsabila
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran