Kampus ITS, ITS News — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Guna memaksimalkan peran tersebut, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan pelatihan penerapan prinsip Environment, Social, Governance (ESG) bagi pegiat UMKM Jawa Timur.
Membuka materi pelatihan, Santy Dwi Cempaka ST MBA menjelaskan bahwa ESG merupakan pilar dalam mendukung pengembangan UMKM. Prinsip ini bertujuan untuk menilai dampak bisnis dari segi lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. “Sekarang bisnis bukan semata untuk mencari profit, tetapi juga diharapkan dapat memberi manfaat kepada sekitar,” papar Santy, sapaannya.
Lebih lanjut, dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS ini menyebutkan, prinsip environtment berarti pelaku UMKM harus memperhatikan dampak lingkungan dari kegiatan usahanya. Hal itu dilihat dari kontribusi yang diberikan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, seperti pengurangan emisi, pengelolaan limbah, penggunaan sumber daya berkelanjutan, dan konservasi biodiversitas.
Selain itu, elemen kunci yang perlu diperhatikan dalam prinsip social yakni kesejahteraan karyawan, lingkungan yang inklusif, pengembangan masyarakat, dan kepatuhan badan usaha terhadap hak asasi manusia (HAM). Pada dasarnya, UMKM merupakan motor penyerap tenaga kerja dan pembangunan ekonomi masyarakat sekitar, sehingga kontribusi sosial tidak pernah lepas dari setiap kegiatan usaha.
Prinsip governance merupakan pedoman perusahaan dalam beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal yang harus diperhatikan yaitu pajak, surat izin usaha, akuntabilitas keuangan, dan hal lain yang berkaitan dengan manajemen usaha. “Prinsip ESG ini penting untuk diterapkan pada usaha sedini mungkin guna meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan,” paparnya.
Pelatihan yang dilaksanakan di Gedung Manajemen Bisnis ITS ini juga menghadirkan praktisi bisnis UMKM Eco-Fashion, Nasta Rofika ST dan Mohammad Joko Santoso SE. Keduanya menerapan ESG dalam bisnisnya dengan produksi yang ramah lingkungan, jaminan sosial, dan pembagian beban kerja yang sesuai bagi karyawan. “Prinsip ESG tidak hanya menjual produk saja, tetapi membawa nilai-nilai yang usaha kami,” ungkap Nasta.
Lewat hal-hal tersebut, menurutnya ketertarikan dan kepercayaan konsumen terhadap produk dan gagasan yang dijual akan meningkat. Dengan menekankan potensi usaha yang mencakup prinsip ESG, investor juga akan tertarik menanamkan modal untuk pengembangan bisnis. Selain itu, dapat menarik peluang kerja sama dan kolaborasi dengan usaha lain dengan visi yang sama.
Alumnus Departemen Teknik Lingkungan ITS itu juga menekankan bahwa ESG adalah modal awal untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dari sisi lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik. Ia berharap pelatihan pada Jumat (27/9) ini dapat menjadi wadah UMKM untuk meningkatkan kapasitas bisnisnya. “Manajemen Bisnis ITS tidak hanya mengembangkan akademik mahasiswa, tetapi dapat memberi dampak nyata bagi perekonomian masyarakat,” tutupnya. (*)
Reporter: A. Rifda Yuni Artika
Redaktur: Rayinda Santriana U. S.
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh