Kampus ITS, ITS News – Menerapkan penggunaan teknologi tepat guna, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ciptakan alat pemotong keripik berstandar food grade. Alat pemotong ini diberikan pada masyarakat untuk meningkatkan kualitas pengolahan industri pangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Anggota tim KKN Rizkhi Bagas Saputra mengungkapkan, KKN yang berlangsung di Desa Sidorejo, Lumajang, Jawa Timur ini didorong oleh maraknya penggunaan alat pengolah makanan yang tidak berstandar food grade. Food grade sendiri merupakan standar kelayakan bahan yang aman untuk bersentuhan langsung dengan makanan dan minuman.
Jika tidak memiliki standar ini, maka kemungkinan besar alat-alat tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia. Alat tidak berstandar food grade memiliki risiko migrasi bahan-bahan kimia atau komponen lain yang dapat mengkontaminasi bahan pangan. “Efeknya makanan dapat menjadi tidak layak untuk dikonsumsi,” jelas Bagas.
Bagas menambahkan, bahaya tersebut dapat semakin diperparah apabila alat-alat pengolahan dilapisi dengan material yang mudah teroksidasi. Hal ini dapat menimbulkan fenomena korosi yang menyebabkan alat menjadi berkarat. “Ujungnya, fenomena karat ini membuat alat menjadi mudah rapuh,” tutur Mahasiswa Departemen Material dan Metalurgi ITS ini.
Berkaca dari kemungkinan terburuk di atas, Bagas bersama 10 mahasiswa lainnya menciptakan alat pemotong keripik yang memiliki kualitas tinggi dengan lapisan bahan logam alumunium oksida. Penggunaan logam jenis ini bukan tanpa alasan. Alumunium oksida memiliki standar food grade dan daya tahan yang tinggi sehingga lebih aman digunakan dalam industri makanan.
Terlebih lagi, logam jenis ini dapat diperoleh dengan mudah di Lumajang. Sifat besi yang terkandung pada pasir di Lumajang memungkinkan alumunium oksida didapat dalam jumlah yang melimpah. Selain itu, beragam teknologi dan penelitian yang telah dilakukan semakin mempermudah proses ekstraksi logam jenis ini.
Bagas kemudian menjelaskan, proses pembuatan alat pemotong keripik diawali dengan mengekstraksi alumunium oksida dari pasir besi menggunakan metode kemagnetan. Metode ini mengangkat sifat kemagnetan dan unsur-unsur lain yang tidak diinginkan. Setelah itu, alumunium oksida dilapiskan pada alat pemotong yang terbuat dari baja melalui proses coating.
Dari kedua proses tersebut, tercipta tiga alat pemotong keripik dengan bentuk dan ukuran berbeda. Ketiga produk tersebut kemudian diberikan kepada UMKM keripik di Desa Sidorejo akhir September lalu agar bisa digunakan kedepannya. Masyarakat pemilik UMKM keripik pun menyambut baik inovasi tim KKN ITS.
Secara tidak langsung, kegiatan kegiatan KKN yang dibimbing oleh Vania Mitha Pratiwi ST MT ini merupakan implementasi dari nilai Sustainable Development Goals (SDGs) mengenai kesehatan dan pekerjaan. “Semoga dengan adanya pemberian alat dan sosialisasi kepada masyarakat, efisiensi produksi dan kualitas hasil produksi keripik dapat terus meningkat,” ungkap Bagas optimistis. (*)
Reporter: Ahmad Farhan Alghifari
Redaktur: Fathia Rahmanisa
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh