Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali berkontribusi kepada masyarakat melalui upaya pengoptimalan produksi pakan ternak. Lewat Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas), ITS menginovasikan teknologi pengolah tanaman Indigofera sp. atau tarum menjadi pakan ternak dalam bentuk pelet.
Ketua tim KKN Abmas ITS Dr Ir Widya Utama DEA IPU AEng menuturkan bahwa sebelum adanya alat ini, tanaman tarum rentan terhadap pembusukan karena memiliki kadar air tinggi. Bukan hanya itu, kadar air yang tinggi tersebut pun menyebabkan konsentrasi nutrisi tarum berkurang. “Dalam bentuk pelet, kadar air berkurang sehingga memiliki nutrisi lebih banyak dan dapat bertahan lama,” jelasnya.
Permasalahan tersebut mendorong Widya beserta tim menginovasikan sebuah mesin pencacah tanaman dan pembuat pelet untuk dapat mentransformasi tanaman tarum menjadi bentuk pelet. Selain membagikan alat, tim KKN Abmas ITS tersebut pun terjun langsung ke masyarakat untuk mengadakan pelatihan agar alat dapat dioperasikan dengan lebih optimal.
Lebih mendalam, dosen Departemen Teknik Geofisika ITS tersebut menjelaskan terkait proses pengolahan tanaman tarum menjadi pakan ternak yang dimulai dari persiapan bahan, yakni proses pengeringan tanaman selama empat hari. Setelah proses pengeringan selesai, bahan tersebut diproses menggunakan mesin cacah. Hasil yang diperoleh dari langkah ini akan ditampung dan ditimbang.
Widya melanjutkan bahwa bahan mentah tersebut dicampur dengan 380 gram tepung tanaman tarum, 20 gram tapioka, dan 200 mililiter air untuk menciptakan adonan pakan yang bernutrisi optimal. Setelah adonan siap, mesin pelet pun dimanfaatkan untuk mencetak pelet lalu melalui proses penyortiran untuk memastikan kualitas pelet yang dihasilkan siap digunakan dan didistribusikan.
Dosen lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengungkapkan bahwa alat tersebut bermanfaat bagi masyarakat sekitar untuk mendistribusikan dan menyimpan pakan dalam bentuk pelet. Masyarakat setempat pun kini semakin dipermudah dalam menakar pakan yang sesuai untuk ternak mereka. “Sehingga, peternak dapat memastikan takaran nutrisi yang optimal bagi ternaknya,” lanjutnya.
Program yang diimplementasikan pada peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Ben Giat Tani Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar tersebut berhasil memangkas biaya produksi masyarakat setempat. “Biaya produksi yang dapat ditekan tersebut membuat para peternak memiliki keuntungan yang lebih besar,” ungkap lulusan doktor Institute De Physique Du Globe, Prancis tersebut.
Program yang merupakan kolaborasi antara ITS dan Badan Riset dan Inovasi Nasional ini diharapkan dapat terus berlanjut sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan teknologi ini. “Semoga Desa Bendosari menjadi contoh bagi desa lain dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas pakan ternak,” ujar Widya penuh harap. (*)
Reporter: ION20
Redaktur: Mohammad Febryan Khamim
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan