ITS News

Sabtu, 09 November 2024
17 Oktober 2024, 16:10

Adakan Webinar, ITS Beberkan Cara Optimalkan Kecerdasan Emosional

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online
Gambar Dosen Psikologi Universitas Airlangga, Atika Dian Ariana MSc MPsi Psikologi dalam webinar bertajuk Mengoptimalkan Kecerdasan Emosi untuk Merawat Kesejahteraan Psikologis di tempat Kerja

Dosen Psikologi Universitas Airlangga Atika Dian Ariana MSc MPsi Psikolog dalam webinar bertajuk Mengoptimalkan Kecerdasan Emosi untuk Merawat Kesejahteraan Psikologis di Tempat Kerja

Kampus ITS, ITS News – Seiring meningkatnya isu kesehatan mental di dunia pendidikan, kecerdasan emosional mengambil peran penting dalam menangani permasalahan tersebut. Untuk itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan webinar bertajuk Mengoptimalkan Kecerdasan Emosi untuk Merawat Kesejahteraan Psikologis di Tempat Kerja yang diikuti oleh para tenaga kependidikan (tendik) ITS, Senin (14/10).

Membuka materi, Atika Dian Ariana MSc MPsi Psikolog mengutip hasil penelitian Goleman yang menyebutkan bahwa kecerdasan emosional menyumbang 80 persen dari faktor penentu kesuksesan seseorang, sementara 20 persen lainnya dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, memotivasi diri, dan mengelola emosi dengan baik.

Lebih lanjut, dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) ini menjelaskan bahwa kecerdasan emosional dapat diterapkan dalam bentuk keterampilan sosial emosional (KSE), suatu keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, kecakapan, dan sikap dalam aspek sosial dan emosional. Dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari, keterampilan ini terdiri dari lima poin, yakni kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan.

Menjelaskan poin KSE yang pertama, Atika mengajak peserta untuk mengidentifikasi emosi apa yang dialami baru-baru ini. Seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik akan menilai emosi dirinya secara objektif. Sebaliknya, orang dengan kecerdasan emosional yang kurang baik akan hanya berfokus pada emosi negatif, berpura-pura merasakan emosi positif, dan berbohong mengenai perasaan yang dialami.

Beralih ke poin KSE kedua, Atika menjelaskan bahwa manajemen diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi. Saat berada dalam kondisi tidak menyenangkan, ada kalanya kita tidak dapat membendung emosi. “Solusinya, kita perlu mengambil jeda sejenak untuk menenangkan diri sebelum kembali beraktivitas,” tambahnya.

Gambar Atika Dian Ariana MSc MPsi memberikan studi kasus untuk didiskusikan dalam forum webinar

Pemaparan studi kasus untuk didiskusikan bersama peserta dalam webinar Mengoptimalkan Kecerdasan Emosi untuk Merawat Kesejahteraan Psikologis di Tempat Kerja

Selanjutnya, Atika menyebut kesadaran sosial sebagai kemampuan penting untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain. Pada poin keempat KSE ini, Atika menekankan bahwa empati menjadi kunci utama dalam menghapus prasangka. “Dengan demikian, saat berada dalam situasi tertentu, kita akan lebih hati-hati dalam bertindak dan tidak cepat berprasangka buruk,” ujarnya.

Tak hanya itu, keterampilan berelasi juga penting dalam membangun dan mempertahankan hubungan kerja yang sehat dan suportif. Keterampilan ini dapat dilakukan melalui teknik komunikasi yang baik.  Contohnya seperti memberikan respon yang aktif ataupun menggunakan pernyataan diri (I-Message) untuk bersikap tegas tanpa membuat lawan bicara tertuduh dalam situasi yang tidak nyaman.

Melanjutkan materi, perempuan berkacamata ini menjelaskan, poin terakhir KSE adalah pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai aspek demi kesejahteraan bersama. Pengambilan keputusan yang baik dapat dicapai dengan mengevaluasi situasi, menganalisis alternatif solusi, dan mempertimbangkan konsekuensi dari solusi.

Terakhir, Atika menyampaikan bahwa mempelajari kecerdasan emosional bukanlah hal yang mudah, tetapi kita dapat memulai secara perlahan untuk kemudian menemukan jati diri kita. “Keterampilan menggunakan kecerdasan emosional harus diusahakan sedikit demi sedikit. Dengan begitu, selain menemukan jati diri, kita sekaligus menjadi tahu bagaimana merespon permasalahan dengan lebih efektif,” pesannya mengakhiri pemaparan materi. (*)

 

Reporter: ION4
Redaktur: Nurul Lathifah

Berita Terkait