Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar seminar nasional guna meningkatkan kompetensi Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) atau laboran dalam publikasi internasional. Acara yang berlangsung dua hari sejak Kamis (17/10) ini dihadiri oleh PLP atau laboran dari 26 institusi di Indonesia.
Seminar tahunan PLP ITS yang diadakan di Auditorium Research Center ITS ini merupakan inisiatif berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi para PLP. Sejalan dengan semangat Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 53 Tahun 2023, kegiatan ini juga bertujuan memastikan bahwa PLP berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan di tingkat institusi.
Menyambut antusiasme para peserta, Rektor ITS Bambang Pramujati ST MScEng PhD menyoroti peran krusial PLP serta tenaga kependidikan (tendik) dalam memajukan kampus. Ia menekankan bahwa seminar ini merupakan wadah yang tepat untuk menjalin kolaborasi serta memperluas wawasan. “Kolaborasi, baik dengan institusi dalam maupun luar negeri akan memperkuat jejaring dan meningkatkan kualitas pendidikan serta riset di Indonesia,” tambah lelaki nomor satu di ITS itu.
Seminar nasional bertajuk Membangun Reputasi Global Bersama PLP Menuju Publikasi Internasional ini menghadirkan para ahli di bidang kepenulisan ilmiah dan publikasi internasional, salah satunya PLP Ahli Madya Institut Teknologi Bandung Ir Nana Heryana ST MT IPM ACPE ASEAN Eng. Ia menyampaikan secara detail teknis penulisan jurnal ilmiah, mulai dari penentuan judul hingga penulisan kesimpulan.
Selain itu, Nana menyampaikan bahwa menulis jurnal ilmiah tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan reputasi institusi, tetapi juga dapat meningkatkan kompetensi dan karir para penulisnya. “Tidak hanya dosen, tendik juga bisa menuliskan jurnal ilmiah berskala internasional,” tegasnya.
Tak ketinggalan, Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SMIT) ITS Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP yang juga merupakan editor publikasi ilmiah turut membagikan pengalamannya dalam seminar. Nyoman menekankan, aturan teknis penulisan dan abstrak harus diperhatikan dalam menulis jurnal ilmiah. “Seringkali, jurnal ilmiah yang dikirimkan tertolak hanya karena penulisan yang berantakan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, lelaki yang masuk dalam jajaran dua persen ilmuwan terbaik dunia itu mengatakan bahwa impresi pertama dari seorang editor akan menentukan keberlanjutan publikasi jurnal ilmiah tersebut. Selain itu, setiap publisher jurnal ilmiah juga memiliki ketentuan penulisan yang berbeda. “Karena ketentuan dari masing-masing publisher yang berbeda, tidak bisa asal mengirimkan jurnal ilmiah ke berbagai publisher sekaligus,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari seminar nasional ini, pada hari kedua pelaksanaannya diadakan presentasi makalah yang dihadiri 30 pemakalah terpilih dari 26 institusi yang hadir. Harapannya, keberlangsungan seminar ini menjadi penyemangat bagi para PLP dan tendik di Indonesia untuk menuliskan jurnal ilmiah yang terpublikasi internasional. (*)
Repoter: Syahidan Nur Habibie Ash-Shidieq
Redaktur: Fathia Rahmanisa
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh