Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya mendorong kemajuan Kampung Herbal, Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan pelatihan inovatif dalam memanfaatkan potensi pasar yang lebih luas. Dengan pendekatan Environmental, Social, and Governance (ESG), pelatihan ini bertujuan meningkatkan daya saing produk herbal lokal.
Anggota KKN Abmas ITS Nur Avriany Lovely Syachrany mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi sekaligus meningkatkan potensi produk herbal di Indonesia. Langkah ini selaras dengan upaya menciptakan ekonomi berkelanjutan, sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-8, yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan penciptaan pekerjaan layak.
Lewat pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis ESG, KKN Abmas ITS yang diketuai oleh dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS Dewie Saktia Ardiantono ST MT ini melihat bahwa konsep ESG dapat mendukung potensi sumber daya alam di Kampung Herbal. “Pelatihan yang berfokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola ini diharapkan dapat meningkatkan keunggulan produk lokal sekaligus memperbaiki pengelolaan pemasaran,” ujar gadis yang akrab disapa Avriany tersebut.
Menilik pada fokusan lingkungan, kegiatan yang berlokasi di Kampung Herbal Nginden, Surabaya ini menekankan pada pemeliharaan dan pasokan air yang belum dimaksimalkan oleh masyarakat. Pemeliharaan dan pasokan air yang baik sangat penting untuk memastikan kualitas produk herbal yang dihasilkan. “Dengan memperhatikan aspek lingkungan ini, masyarakat dapat meningkatkan hasil panen yang juga berdampak positif untuk daya saing produk herbal mereka di pasar,” terangnya.
Lebih lanjut, selama pemaparan materi masyarakat di Kampung Herbal ini turut didorong untuk mengedepankan dampak positif terhadap lingkungan sekitar selama proses produksi. Misalnya saja, memanfaatkan bahan-bahan alami untuk produksi. “Selain mampu meningkatkan kualitas dan keamanan produk herbal, limbah produksi dari bahan alami juga tak membahayakan lingkungan,” jelas mahasiswi Departemen Studi Pembangunan ITS ini.
Tak hanya itu, aspek sosial juga ditekankan dalam penyuluhan di Kampung Herbal. Avriany dan sepuluh anggota Tim KKN Abmas ITS lainnya mensosialisasikan pentingnya pemberdayaan yang tepat di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pemanfaatan sumber daya yang ada. “Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengembangkan potensi produk lokal dari segi sosial,” paparnya.
Avriany menambahkan bahwa masyarakat lokal juga mendapatkan bimbingan dalam pengembangan tata usaha, terutama dalam proses pemasaran produk unggulan daerah. Aspek ini mengedepankan peranan manajemen pemasaran yang luas dan masif. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak juga ditekankan. “Penting untuk menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta guna mengembangkan pemasaran,” ungkap mahasiswi angkatan 2023 tersebut.
Terakhir, Tim KKN Abmas ITS yang sudah tersertifikasi oleh Pusat Kajian Kebijakan Publik, Bisnis dan Industri (PKKPBI) dan Asosiasi Dosen Integrator Desa (ADIDES) berharap pelatihan berbasis ESG dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat pengembang produk lokal. “Semoga dengan pelatihan ESG ini, masyarakat lebih mampu mengoptimalkan potensi produk lokal mereka dan meningkatkan daya saing di pasar,” tutup Avriany. (*)
Reporter: ION14
Redaktur: Frecia Elrivia Mardianto
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus membuka pintu kolaborasi guna meningkatkan kompetensi mahasiswanya dalam