Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan lokakarya Pembelajaran Kolaboratif dan Partisipatif sebagai upaya mendorong kegiatan belajar mengajar di lingkungan ITS. Kegiatan yang digelar di Ruang AULA Prof Handayani Tjandrasa Departemen Teknik Informatika ITS tersebut menyasar 120 dosen di ITS.
Ketua pelaksana lokakarya Bagus Jati Santoso SKom PhD mengungkapkan bahwa lokakarya ini sejalan dengan mandat Rektor ITS sebagai salah satu implementasi program Quick Win. “Tujuannya menyelaraskan dan menguatkan dosen dalam penyelenggaraan kelas yang aktif dan baik bagi seluruh departemen di ITS,” tambah kepala Sub Direktorat Pengembangan Akademik ITS ini.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjawab Indikator Kinerja Utama (IKU) Nomor 7 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tentang pembelajaran pada perguruan tinggi. Pada jenjang sarjana dan diploma, 50 persen mata kuliah diisi dengan asesmen berbasis case method dan team based project. Hal ini mendorong mahasiswa untuk aktif berdiskusi dan melakukan tanya jawab sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh.
Lokakarya ini menghadirkan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Prof Ir Kamarza Mulia MSc PhD dan Dra Elsa Krisanti MSc PhD untuk berbagi ilmu mengenai project based learning dan case best method. Pasalnya, metode tersebut telah berhasil mereka implementasikan di UI sejak 2010. Keduanya memberikan materi mulai dari konsep urgensi pembelajaran, cara memandu kelas, hingga mengukur kemampuan mahasiswa melalui tanya jawab.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini diharapkan mampu menghasilkan pembelajaran dan penugasan berbasis case method dan team based project yang dituangkan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) pada MyITS Classroom. “Hal ini akan membekali siswa untuk mendapat pemahaman dari buku ajar dan menangkap ilmu dari suasana aktivitas belajar yang menarik,” terang Bagus.
Terakhir, lokakarya Pembelajaran Kolaboratif dan Partisipatif ini ditargetkan dapat diaplikasikan secara bertahap pada 600 kelas. Ia menargetkan hingga semester genap esok tiap departemen setidaknya terdapat empat kelas yang mengimplementasikan program pembelajaran tersebut. “Semoga setelah workshop usai, dosen dapat menghasilkan pembelajaran di kelas dengan suasana yang lebih aktif berdiskusi dan berbagi ilmu,” harap doktor lulusan National Taiwan University tersebut. (*)
Reporter: Silvita Pramadani
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh