Kampus ITS, ITS News — Isu sosial dan lingkungan kini semakin marak disuarakan dari berbagai kalangan, khususnya masyarakat sebagai konsumen. Dunia industri bisnis mulai berbondong-bondong membawa nama keberlanjutan dalam mempertahankan eksistensi mereka. Mengulas hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar forum diskusi dalam Creabiz International Week (CIW) 2024.
Dr Murat Unanoğlu dari Istanbul Aydin University dalam Creabiz International Week 2024 mengungkapkan pentingnya aspek keberlanjutan dalam sebuah bisnis. Berbagai masalah seperti perubahan iklim, keterbatasan sumber daya, hingga ketimpangan sosial melatarbelakangi urgensi penerapan konsep keberlanjutan ini. Hal tersebut memberi tuntutan pada perusahaan dalam menyesuaikan konsumen dan regulasi yang ada.
Ironisnya, maraknya cap keberlanjutan ini tidak dibarengi dengan keseriusan tindakan dari para perusahaan. Murat menjelaskan bahwa kerap terjadi hipokrisi antara klaim yang dibawa perusahaan dengan realitas yang terjadi. “Ketika ditelusuri, hal yang dikatakan dan yang dilakukan begitu berbeda,” papar laki-laki asal Turki tersebut.
Lebih mendalam, Murat pun membeberkan berbagai masalah lingkungan dan sosial dengan klaim keberlanjutan yang mereka gaungkan. Mulai dari kebocoran minyak besar-besaran, bisnis yang masih bergantung pada fosil, kontribusi terhadap kelangkaan air, hingga masalah ketenagakerjaan acapkali terjadi dalam beberapa perusahaan besar. Hal tersebut membawa dampak yang besar dan kontras dengan konsep keberlanjutan.
Meninjau lebih lanjut, Murat juga menerangkan mengenai tantangan tersendiri bagi perusahaan dalam menjalankan konsep bisnis keberlanjutan ini. Salah satu hal yang kerap terlupakan adalah masalah keuntungan atau profit perusahaan. Dalam melanjutkan sebuah bisnis perusahaan membutuhkan profit yang seringkali bertentangan dengan konsep keberlanjutan.
Dalam hal ini, Asisten profesor di Istanbul Aydin University tersebut menjelaskan bahwa hal perlu ditekankan di sini adalah prioritas dan keseimbangan. Hal ini meliputi tiga garis dasar dalam sebuah perusahaan, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi atau profit. “Dalam menghasilkan keuntungan, perusahaan juga perlu memperhatikan aspek sosial dan lingkungan,” tambahnya.
Meski begitu, Murat juga memaparkan contoh perusahaan-perusahaan pelopor dalam menjaga komitmen keberlanjutan. Beberapa diantaranya seperti Ikea yang dalam dekade ini telah berkomitmen dalam menjalankan ekonomi sirkular. Dalam hal ini, mereka mengusahakan produk mereka dapat terus digunakan dengan disalurkan atau diperbaiki kembali.
Pria lulusan Istanbul Bilgy University tersebut juga menyatakan bahwa menjadi perusahaan yang berkelanjutan memang tidaklah mudah. Dirinya mengumpamakan penerapan bisnis yang berkelanjutan ini seperti maraton yang tidak akan berakhir. Diperlukan kesadaran dari perusahaan untuk terus mendorong menjadi lebih baik. “Tidak ada kata selesai untuk perusahaan dalam menjalankan keberlanjutan ini,” pungkasnya. (*)
Reporter: ION 7
Redaktur:Mohammad Febryan Khamim
Kampus ITS, ITS News — Insititut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi di bidang konstruksi bangunan. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Masih dalam rangkaian kegiatan Czech – Indo Friendship Exhibition 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Isu sosial dan lingkungan kini semakin marak disuarakan dari berbagai kalangan, khususnya masyarakat sebagai
Kampus ITS, ITS News — Salah satu alumnus Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Lucia Karina mengharumkan nama