ITS News

Kamis, 07 November 2024
06 November 2024, 23:11

Asah Wawasan Keilmiahan dan Kesusastraan Lewat Funwriting Talks

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online
Mawapres Diploma ITS 2024 sekaligus pemateri kegiatan Tepy Lindia Nanta saat memaparkan pengalamannya di bidang keilmiahan

Mawapres Diploma ITS 2024 sekaligus pemateri kegiatan Tepy Lindia Nanta (kanan) saat memaparkan pengalamannya di bidang keilmiahan

Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa berupaya mengembangkan bakat dan minat sivitas akademikanya melalui berbagai langkah. Kali ini, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran ITS gelar kegiatan talkshow bertajuk Funwriting Talks untuk mengajak mahasiswa mengasah kreativitas serta menerapkan pola berpikir kritis di bidang kesusastraan dan keilmiahaan.

Pemateri kegiatan Muhammad Izzul Haq menjelaskan, kesusastraan adalah ilmu pengungkapan ekspresi yang digunakan dalam kehidupan. Sedangkan, karya sastra merupakan pengembangan dari ilmu ini. Proses penciptaan karya sastra  dapat dilatih setiap hari dengan memiliki pola pemikiran yang bebas, tetapi tetap kritis. “Karya itu bisa berangkat dari hal apa saja yang melalui proses kurasi pemikiran penciptanya,” ujar lelaki yang akrab disapa Izzul tersebut.

Dalam proses ini, menurut Izzul, membaca memiliki peranan yang besar. Alumni UKM Penalaran ITS tersebut menyebut, membaca dapat memperluas perspektif yang dimiliki pemilik karya dalam memandang setiap peristiwa yang terjadi. Dengan hal tersebut, pemilik karya dapat lebih mudah menambahkan bahan untuk diaplikasikan di dalam karyanya. Selain itu, membaca juga meningkatkan kepekaan serta penguasaan kebahasaan.

Menyebrang ke bidang keilmiahan, Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Diploma ITS 2024 sekaligus pemateri Tepy Lindia Nanta menjelaskan, kreativitas dan inovasi menjadi kunci penting dalam bidang ini. Kreativitas dapat dilatih dengan menumbuhkan rasa keingintahuan yang besar terhadap segala sesuatu yang terjadi. Kreativitas juga dapat diasah dengan belajar memperluas sudut pandang dalam melihat sesuatu. “Salah satunya caranya sama seperti tadi, yakni dengan membaca,” ujar Tepy.

Melanjutkan tuturannya, Tepy mengungkapkan, seorang ilmuwan harus berani mengambil kesempatan dan pandai melihat peluang dari permasalahan. Dengan menguasai dua hal ini, ilmuwan dapat mengembangkan risetnya untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi khalayak luas. Di samping itu, mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi ITS ini juga mengatakan, dalam proses keilmiahan, seorang ilmuwan harus memiliki kesabaran, kegigihan, serta tidak menyepelekan pentingnya proses. 

Sesi penjelasan tentang karya UKM Penalaran ITS Hope Waste kepada para peserta

Lewat kegiatan yang diselenggarakan di Auditorium Departemen Desain Komunikasi Visual ITS ini, UKM Penalaran ITS juga meresmikan karya ilmiah buatannya. Ketua UKM Penalaran ITS Muhammad Habib Tanwirul Ulum menjelaskan, salah satu karya timnya adalah Hope Waste. Hope Waste sendiri merupakan alat pengolah limbah cair hasil rumah tangga berbasis Internet of Things (IoT). Melalui alat ini, Habib dan UKM Penalaran ITS menunjukkan komitmennya untuk terus menghasilkan karya yang tak hanya kreatif melainkan juga bermanfaat.

Terakhir, lelaki yang akrab disapa Habib ini berharap, jiwa kreatif dan inovatif para mahasiswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan ini. Bagi Habib, keilmiahan dan kesusastraan seharusnya memiliki porsi seimbang dalam menyelesaikan masalah dan meluapkan perasaan terhadapnya. “Semoga dengan itu semua, para peserta dapat terus terasah untuk berkarya dan menangani masalah yang ada,” tutup mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS tersebut penuh harap. (*)

 

Reporter: ION17
Redaktur: Shafa Annisa Ramadhani

Berita Terkait