Kampus ITS, ITS News — Menghadapi tantangan global, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengajak mahasiswa untuk menyadari urgensi isu-isu keberlanjutan. Melalui webinar, Minggu (3/11), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Vokasi (BEM FV) ITS mengajak mahasiswa untuk memahami berbagai tantangan dalam upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Dalam seminar daring bertajuk Sustainable Development and Global Competence: Preparing Future Leaders, Christopher Jason Santoso sebagai pemateri mengungkapkan tiga permasalahan utama yang menghambat perwujudan 17 poin SDGs. Di antaranya adalah perubahan iklim ekstrem, lambatnya aksi dari pemerintah dan masyarakat, serta ketidakstabilan sosial dan ekonomi akibat konflik global.
Lebih dalam, Christopher menjelaskan bahwa perubahan iklim yang telah berlangsung sejak paruh abad ke-20 ini berpotensi meningkatkan risiko kepunahan manusia. “Dampak nyata perubahan iklim terlihat dari peningkatan suhu global yang menyebabkan pengasaman laut dan penipisan lapisan ozon,” ungkap mahasiswa Departemen Studi Pembangunan ITS tersebut prihatin.
Christopher menambahkan, kondisi tersebut semakin diperburuk oleh sifat perubahan iklim yang irreversible (tak terbalikkan), yang artinya kerusakan lingkungan tidak dapat dikembalikan seperti semula. Oleh karena itu, Christopher menekankan pentingnya tindakan preventif. “Mengabaikan capaian SDGs hanya akan memperburuk berbagai masalah sosial dan lingkungan yang sudah sulit untuk dipulihkan,” ujar pemuda asal Malang tersebut.
Selain itu, lambatnya aksi baik pemerintah maupun masyarakat dalam merealisasikan tujuan-tujuan tersebut membuat pemenuhan target pada 2030 semakin sulit. “Bukan hanya kebijakan di atas kertas yang dibutuhkan, tetapi juga kesadaran kolektif dan aksi nyata dari semua pihak,” imbuh sosok yang juga dikenal sebagai penggemar seni dan dalang ini.
Tantangan lain yang turut menghambat ketercapaian SDGs adalah bencana antar-kontinen yang semakin kompleks, terutama dengan adanya fenomena perang di berbagai wilayah seperti Timur Tengah, Asia Timur, dan Eropa Timur. “Ketegangan politik dan konflik militer tersebut memicu ketidakseimbangan sosial, ekonomi, dan etis yang mengancam perdamaian global,” terangnya.
Melihat berbagai tantangan tersebut, kita semua dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk berperan aktif. Target pencapaian SDGs pada 2030 bukanlah tugas yang bisa diselesaikan oleh segelintir pihak saja, dibutuhkan kontribusi nyata dari setiap individu, komunitas, serta negara. “Masa depan yang berkelanjutan bergantung pada langkah-langkah konkret yang kita ambil hari ini,” ucap mahasiswa angkatan 2022 tersebut. (*)
Reporter : ION30
Redaktur: Frecia Elrivia Mardianti
Kampus ITS, ITS News — Sebagai penentu kuat tidaknya sebuah bangunan, tiang pancang berperan krusial dalam konstruksi sebagai fondasi
Kampus ITS, ITS News — Sulitnya akses air bersih akibat terganggunya jaringan distribusi air membuat warga kerap kesulitan menjalani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa berupaya mengembangkan bakat dan minat sivitas akademikanya melalui
Kampus ITS, ITS News — Fenomena deflasi kembali marak menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Deflasi yang kian memuncak pada Mei