Kampus ITS, ITS News — Sulitnya akses air bersih akibat terganggunya jaringan distribusi air membuat warga kerap kesulitan menjalani aktivitas. Mengatasi isu ini, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasi penerapan teknologi pemetaan dan peremajaan jaringan distribusi air sumur bor swadaya.
Ketua kegiatan KKN Abmas Departemen Teknik Kimia (DTK) ITS Rizky Tetrisyanda ST MT menyampaikan, permasalahan akibat terganggunya jaringan distribusi air dapat berakibat fatal. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sanitasi warga yang akan menstimulasi timbulnya penyakit dan kerusakan lainnya. Hal tersebut juga tidak sesuai dengan upaya perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) poin keenam terkait pengelolaan air bersih dan sanitasi yang layak.
Sayangnya, kondisi serupa telah dialami oleh warga Dusun Ngentak Kulon, Desa Selorejo, Magetan. Sejak 2023 lalu, perpipaan sumur desa ini mengalami kerusakan yang menghambat pendistribusian air. Namun, keterbatasan pengetahuan warga desa membuat perbaikan sumur yang dikelola mandiri oleh warga ini sulit untuk dilakukan. “Oleh karena itu, KKN ini hadir untuk membantu warga menyelesaikan permasalahan tersebut,” ujar perempuan yang akrab disapa Tetris itu.
Melanjutkan tuturannya, Tetris menjelaskan, peta distribusi jaringan air berfungsi sebagai pedoman untuk perawatan serta pemeliharaan jaringan air berkelanjutan. Dengan adanya pemetaan ini, warga dapat menangani permasalahan pada jalur distribusi yang dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa harus menunggu bantuan dari pihak luar. Hal ini dikarenakan warga dapat mengetahui sumber masalah berdasarkan identifikasi yang telah dibuat sesuai persebaran pemetaan.
Dalam prosesnya, kegiatan ini dimulai dengan kegiatan survei untuk menentukan titik koordinat dari lokasi sumur dan tangki yang menjadi jaringan pengairan utama. Survei tersebut dilakukan dengan memanfaatkan Global Positioning System (GPS) dalam pencariannya. Setelahnya, dilakukan pula survei mengenai pipa utama yang akan dikoordinatkan untuk mengaliri seluruh area pemukiman warga desa. “Terutama area rumah warga untuk memenuhi kebutuhan sanitasi sehari-hari,” timpal Tetris.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pengecekan kondisi perpipaan dan pengukuran debit air di setiap rumah. Dalam tahap ini, Tetris menemukan salah satu masalah yang dialami warga juga berkaitan dengan pembengkakan biaya operasional akibat pemakaian pompa terus menerus. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya kesalahan kapasitas tangki penyimpanan yang digunakan. Untuk mengatasi hal ini, tim KKN ini juga membantu memberikan tangki dengan kapasitas yang lebih besar hingga 25 persen.
Melalui kegiatan ini, Tetris berharap, warga desa dapat merasakan akses air bersih yang layak secara menyeluruh tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke luar desa. Terakhir, dosen DTK ITS tersebut juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini. “Karena dengan kolaborasi seluruh elemen, solusi yang dihadirkan akan lebih beragam dan kebermanfaatan kepada masyarakat akan lebih meluas,” tutup Tetris menegaskan. (*)
Reporter : ION12
Redaktur : Shafa Annisa Ramadhani
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran