Kampus ITS, ITS News — Keterbatasan alat untuk menunjang kerja dapat menurunkan produktivitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menanggapi isu ini, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inisiasi pembuatan mesin pencampur atau mixer multifungsi.
Ketua tim KKN Abmas Kafi Hannan Alhadi ST MT menyampaikan, terhambatnya proses produksi sebagai akibat dari keterbatasan alat dapat menghadirkan pengaruh yang cukup krusial. Produktivitas produksi yang menurun dapat mengakibatkan keadaan finansial UMKM menjadi terancam. Kondisi ini pun tidak sejalan dengan Sustainable Development Goals poin kedelapan, yakni pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Melanjutkan tuturannya, Kafi menjelaskan, keberagaman produk yang dibuat oleh UMKM umumnya membutuhkan berbagai peralatan pula. Salah satu alat yang paling sering digunakan adalah mixer, seperti pada industri sabun cair hingga makanan. Namun, mixer di pasaran masih belum sepenuhnya memenuhi standar operasi dalam produksi di UMKM. “Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menciptakan solusi yang lebih praktis dan efektif,” ujar dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.
Anggota Tim KKN Abmas ITS saat mempresentasikan mixer multifungsi di hadapan peserta sosialisasi
Dalam prosesnya, kegiatan ini dimulai dengan proses perencanaan, pengembangan konsep, hingga perancangan mixer multifungsi. Kafi menyebut, mixer ini dirancang untuk menjadi alat yang fleksibel dan dapat dibawa dengan mudah oleh pengguna. Desain ini juga membuat adaptasi alat dengan berbagai material yang digunakan dalam produksi UMKM lebih mudah. Hal ini membuat para pelaku UMKM tidak perlu pusing untuk mengganti mixer apabila diperlukan adanya pergantian bahan baku.
Lebih lanjut, selain fleksibilitasnya yang optimal, mixer multifungsi ini dilengkapi pula dengan fitur speed control. Pengaturan kecepatan pada alat ini dibuat dengan basis mikrokontroler. Fitur ini memungkinkan pelaku UMKM sebagai pengguna untuk menyesuaikan kecepatan pencampuran sesuai kebutuhan. Secara kapasitas, mixer ini juga dibuat lebih besar daripada mixer konvensional untuk menunjang peningkatan kapasitas produksi.
Sebagai upaya realisasi program, Kafi dan tim memilih Blitar sebagai daerah implementasi. Menurut Kafi, banyaknya industri kecil dan UMKM di Kota Blitar yang mengalami permasalahan serupa menjadi alasan kota ini terpilih. Bekerja sama dengan Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Blitar, tim KKN ini berhasil menyumbangkan tiga unit mixer kepada tiga UMKM di Kota Blitar. Tak hanya sekadar alat, para pelaku UMKM ini pun turut diberikan pemahaman dan sosialisasi penggunaan alat tersebut.
Melalui inovasi ini, Kafi berharap, para pelaku UMKM dapat terus menambah kapasitas produksi yang berpengaruh positif pada akselerasi kesejahteraan finansial masyarakat. Selain itu, dirinya juga mengharapkan kontribusi akademisi dalam pengembangan industri khususnya UMKM dapat terus meningkat. “Dengan kolaborasi berbagai elemen, kebermanfaatan yang diperoleh akan semakin meluas,” tegasnya mengakhiri. (*)
Reporter: ION16
Redaktur: Shafa Annisa Ramadhani
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran