Kampus ITS, ITS News — Teknologi pascapanen memiliki peranan penting dalam menjaga mutu hasil panen sebelum dipasarkan. Peduli akan hal tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) hibahkan sistem ruang penyimpanan guna menjaga kualitas panen bawang merah di Dusun Tegal Sari, Kabupaten Bojonegoro.
Ketua tim Abmas ITS Dr Suyatno SSi MSi menyampaikan, harga jual bawang kerap mengalami penyusutan akibat penurunan kualitas pascapanen. Diantaranya kondisi bawang merah menyusut, busuk, tumbuh jamur, bahkan menjadi setengah matang akibat cuaca terlalu panas. “Hal tersebut dipicu oleh sistem penyimpanan komoditas hasil panen yang masih konvensional,” ujar Suyatno.
Mengatasi permasalahan tersebut, Suyatno dan tim merancang sebuah sistem penyimpanan bawang merah menggunakan sensor Digital Humidity and Temperature (DHT) untuk mengontrol temperatur serta kelembapan. Jika suhu dan kelembapan diluar standar 25-30 derajat celsius dan 60-70 persen, pemanas dan kipas otomatis menyesuaikan kondisi ruang.
Sistem ruang penyimpanan berkapasitas lebih dari satu ton bawang merah ini dilengkapi lampu Ultraviolet-C sebagai alat disinfeksi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada sistem ruang yang tertutup. Tidak hanya itu, dosen Departemen Fisika ITS ini juga menambahkan sistem penyimpanan tersebut dengan panel surya untuk mengurangi beban biaya listrik bagi para petani.
Dalam pembuatan sistem ini Suyatno dan tim mengacu Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3159-1992 tentang mutu, ukuran, dan kehigienisan bawang merah. Melalui penyimpanan yang terkendali menyesuaikan SNI, masa simpan bawang merah menjadi lebih panjang sehingga harga di pasaran dapat lebih kompetitif. “Bawang merah dapat disimpan hingga satu setengah bulan tergantung pada keinginan petani,” lanjutnya.
Tim Abmas ITS yang beranggotakan tiga dosen dan tiga mahasiswa ini turut mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) melalui segudang manfaatannya. Poin pertama yang menyatakan Tidak Ada Kemiskinan, dibuktikan dengan minimnya kerusakan hasil panen serta mendukung kesejahteraan petani. Selain itu, penggunaan panel surya menjadi wujud poin tujuh yakni Energi Bersih dan Terjangkau.
Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarkat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan daya jual hasil panen bawang merah. Hal tersebut juga diharapkan dapat menunjang kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. “Ke depannya, ruang penyimpanan ini bisa terus dikembangkan untuk komoditas panen lainnya dengan kapasitas yang lebih besar,” tutupnya. (*)
Reporter: Putu Calista Arthanti Dewi
Redaktur: Regy Zaid Zakaria
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran