Surabaya, ITS News – Departemen Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) gelar International Conference on Architecture Research and Design (AR+DC). Konferensi yang meninjau aspek kemanusiaan dalam bidang arsitektur ini diselenggarakan di Hotel Bumi Surabaya, Jumat (8/11).
Mengawali konferensi dengan topik komunitas berkelanjutan, Profesor Kyushu University Jepang Prof Takefumi Kurose menjelaskan, desain tata ruang kota hijau dapat menumbuhkan rasa kebersamaan antar manusia. Sebagai contoh nyata, ia menerangkan bahwa Jepang berhasil menciptakan taman di sekitar perkotaan sebagai daerah penghijauan. “Daerah penghijauan di tengah kota dapat menciptakan integrasi antar generasi,” terangnya.
Tidak hanya melalui dukungan pemerintahan saja, Profesor dari Negeri Sakura tersebut menambahkan bahwa pemerintah kota Jepang juga membuka kolaborasi dengan sektor swasta dalam menciptakan wilayah penghijauan di ruang publik. “Taman kota dikelola oleh swasta dari pendapatan kafe atau bisnis ritel lainnya yang didirikan di pusat perkotaan,” ungkapnya.
Selain bersinergi antar instansi dalam menciptakan tata ruang yang berkelanjutan, dosen Departemen Arsitektur ITS Wahyu Setiawan ST MT menambahkan bahwa pembangunan juga harus menjangkau kelompok masyarakat yang rentan. Ia menegaskan kembali bahwa kelompok rentan tersebut yakni masyarakat yang terdampak dari bencana alam. “Apalagi, Indonesia rawan bencana sehingga banyak masyarakat rentan,” bubuh alumnus ITS itu.
Salah satu anggota IAI itu juga membeberkan, upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung masyarakat rentan adalah dengan rekonstruksi perumahan berbasis masyarakat. Rekonstruksi tersebut dilakukan melalui kerja sama dalam revitalisasi wilayah yang telah hancur menjadi seperti sedia kala. “Masyarakat harus berkolaborasi juga bersama pemerintah dan akademisi dalam membangun kembali wilayah perumahan yang terdampak,” bebernya.
Dengan mengusung tema The Essence of Human-centric Design, Ketua Pelaksana AR+DC 2024 Adinda Sih Pinasti Retno Utami ST MT turut menyampaikan, bidang arsitektur sejatinya berpusat pada kebutuhan manusia, tidak hanya menciptakan sebuah desain ruang saja. “Sehingga membentuk suatu komunitas bersama yang tangguh dan berkelanjutan,” ungkap dosen Departemen Arsitektur ITS itu.
Selain menjadi sesi diskusi untuk keberlangsungan keilmuan arsitektur di Indonesia, acara ini juga menjadi rangkaian pembukaan acara Dies Natalis ke-60 Departemen Arsitektur ITS. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga diikuti dengan penganugrahan pemenang sayembaran logo Dies Natalis ke-60 Departemen Arsitektur ITS.
Menutup konferensi bergengsi ini, Retno berharap acara tersebut dapat menegaskan peran arsitektur dalam membentuk suatu komunitas yang tangguh dan berkelanjutan kepada masyarakat. Tidak hanya itu, ia juga berharap masyarakat, pemerintah, dan perusahaan swasta dapat bersinergi kuat dalam mengembangkan keilmuan arsitektur ke depan. “Konferensi ini menjadi bukti konkret ITS dalam mendukung perkembangan ilmu arsitektur di Indonesia,” tandasnya dengan tegas. (*)
Reporter: Hani Aqilah Safitri
Redaktur: Bima Surya Samudra
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh