ITS News

Jumat, 22 November 2024
22 November 2024, 20:11

ITS – PWNU Jatim Aktualisasikan Spirit Sepuluh Nopember Melalui Sarasehan Kebangsaan

Oleh : itsiky | | Source : ITS Online
Penyerahan Cinderamata dari PWNU Jatim oleh Prof Drs Kacung Marijan MA PhD (Kanan) untuk Pihak ITS oleh Dr Ir Machsus ST MT (Kiri)

Penyerahan cinderamata dari PWNU Jatim oleh Prof Drs Kacung Marijan MA PhD (kanan) kepada Wakil Rektor II ITS Dr Ir Machsus ST MT (kiri)

Kampus ITS, ITS News — Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur selenggarakan seminar Sarasehan Kebangsaan, Selasa (19/11). Acara ini digelar sebagai ajang introspeksi dalam penerapan nilai revolusi jihad dan nilai perjuangan sepuluh november pada mahasiswa. 

Wakil Rektor II ITS Dr Ir Machsus ST MT dalam sambutannya menekankan bahwa santri bukanlah sebatas sebutan bagi mereka yang belajar di pesantren melainkan juga bagi individu yang mengamalkan nilai-nilai etika dan praktik yang diajarkan oleh para tokoh islam besar terdahulu. “Semangat tersebut dapat diaktualisasikan dan ditanamkan pada jiwa-jiwa muda, terutama mahasiswa ITS sebagai bagian dari Kampus Perjuangan, ” jelasnya. 

Machsus menjelaskan, keterkaitan peringatan Hari Pahlawan 10 November dengan revolusi jihad sejatinya merupakan sebuah catatan sejarah penting dalam perjalanan bangsa. Bertepatan dengan nuansa Hari Pahlawan, momentum ini juga dijadikan sebagai aktualisasi semangat sepuluh november di Kampus Perjuangan. “Hari Santri ini sejalan dengan spirit yang terus kita jaga sebagai inspirasi dalam menghadapi berbagai tantangan kebangsaan,” ungkapnya.

Dr Ir Machsus ST MT saat memberikan sambutannya di awal acara

Dr Ir Machsus ST MT saat memberikan sambutannya di awal acara

Dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) tersebut turut memaparkan perbedaan fatwa jihad dan revolusi jihad. Ia menjelaskan bahwa fatwa jihad merupakan seruan keagamaan dari ulama untuk melawan penjajah, sedangkan revolusi jihad merupakan realisasi dari fatwa tersebut. Kedua peristiwa ini menunjukkan sinergi nilai keagamaan dan nasionalisme, dengan ulama dan santri sebagai inspirasi moral sekaligus pelaku perlawanan.

Seminar yang dibalut gelar wicara ini juga menghadirkan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Prof Drs Kacung Marijan MA PhD untuk membahas aktualisasi nilai-nilai perjuangan bangsa. Ia menyoroti peran revolusi jihad dalam melahirkan semangat sepuluh november. “Generasi muda harus berani melawan hal yang bertentangan dengan ideologi bangsa dan selalu berlandaskan nilai-nilai resolusi dan fatwa jihad,” pungkasnya.

Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR) ini memaparkan, keterkaitan antara spirit sepuluh november dengan revolusi jihad yang menjadi latar belakang lahirnya semangat perjuangan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tanpa adanya peristiwa revolusi jihad, semangat perjuangan ini tidak mungkin akan muncul.

Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Prof Drs Kacung Marijan MA PhD saat memberikan materi terkait aktualisasi nilai-nilai perjuangan bangsa

Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Prof Drs Kacung Marijan MA PhD saat memberikan materi terkait aktualisasi nilai-nilai perjuangan bangsa

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, dosen Komunikasi Publik UNAIR Dr Suko Widodo Drs Msi juga menekankan pentingnya interaksi sosial sebagai penguat intelektualitas dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan, sebagaimana semangat yang hadir pada Peristiwa 10 November. “Pintar saja tidaklah cukup, interaksi sosial menjadi salah satu hal penting yang dapat memperkuat intelektualitas dalam menyelesaikan berbagai persoalan,” paparnya. 

Laki-laki tersebut menambahkan, dalam menjalankan spirit perjuangan sikap srawung atau interaksi sosial sangat penting untuk dilakukan. Pasalnya, para pahlawan pada peristiwa bersejarah tersebut senantiasa untuk menerapkan sikap itu. “Menjalankan semangat juang ini membutuhkan sikap srawung,” ujarnya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR tersebut mengungkapkan jika seminar ini menjadi ajang refleksi dan aktualisasi semangat perjuangan bangsa, sekaligus mendorong integrasi nilai kepemimpinan dan semangat kebangsaan dalam diri generasi muda. Kegiatan ini juga menjadi ruang kolaborasi strategis dalam menanamkan spirit kebangsaan di kalangan mahasiswa dan santri untuk mencetak pemimpin masa depan. (*)

 

Reporter: Muhammad Rizky Putra Wahyuana
Redaktur: Ricardo Hokky Wibisono

Berita Terkait