ITS News

Kamis, 09 Januari 2025
06 Desember 2024, 19:12

Tingkatkan Produktivitas Pertanian, KKN ITS Terapkan Smart Farming 

Oleh : itsbil | | Source : ITS Online
Foto bersama dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS dengan para petani di Desa Krogowanan, Magelang

Foto bersama dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS dengan para petani di Desa Krogowanan, Magelang

Kampus ITS, ITS News — Penggunaan metode pengusiran hama konvensional membuat pekerjaan petani kurang optimal. Guna mengatasi hal tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas alat pengusir hama dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Anggota tim KKN Omar Fabian menyebutkan, hama yang cenderung mencari sumber makanan di lahan pertanian menimbulkan banyak kerugian bagi petani, termasuk gagal panen. Di sisi lain, metode konvensional yang masih diandalkan justru membuat produktivitas petani stagnan bahkan cenderung menurun. Kondisi ini tidak sejalan dengan upaya perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) kedelapan, yaitu infrastruktur industri dan inovasi berkelanjutan.

Guna mengatasi masalah ini, Omar dan tim menginisiasi solusi lewat penerapan smart farming. Smart farming merupakan konsep pertanian modern yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Dalam kegiatan ini, tim KKN Departemen Teknik Elektro (DTE) ITS tersebut mewujudkannya lewat pembuatan alat pengusir hama otomatis. Alat ini juga dapat mengecek kelembaban tanah serta menyirami lahan sawah secara otomatis. 

 

 

 

 

Sosialisasi cara kerja alat smart farming gagasan mahasiswa Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik DTE ITS kepada petani

Sosialisasi cara kerja alat smart farming gagasan mahasiswa Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik DTE ITS kepada petani

Lebih merinci, alat pengusir hama otomatis ini dibuat dari bahan kaleng yang sudah diintegrasikan dengan IoT agar secara otomatis dapat bergetar untuk menimbulkan suara nyaring. Nantinya, suara tersebut akan berbunyi selama dua menit setiap 20 menit sekali. IoT ini juga dimanfaatkan untuk proses monitoring via smartphone yang dapat diakses melalui website. “Alhasil petani dapat menyalakan atau mematikan kaleng tersebut di luar waktu yang sudah ditentukan,” tambah Omar.

Dalam aplikasinya, kaleng yang berfungsi untuk mengusir hama tersebut ditempelkan pada sebuah panel box yang berisikan mikrokontroler, baterai, Mi-Fi, dan komponen penunjang lainnya. Di dalamnya terdapat sebuah gulungan kabel panjang disertai dengan sensor yang dapat digunakan petani untuk mengecek kondisi kelembaban tanah sawah. Untuk menghidupkan alat, tim KKN ini juga memasang panel surya sebagai sumber energi terbarukan.

Sebagai wujud nyata, tim KKN bimbingan Dr Eng Rony Seto Wibowo ST MT ini memilih Desa Krogowanan, Magelang sebagai salah satu lokasi implementasi alat. Selain itu, tim ini juga memberikan sebuah drone yang dialihfungsikan sebagai media untuk menyiram padi. Dengan mengaitkan selang pada drone, nantinya pesawat tanpa awak ini dapat dikendalikan dengan remote oleh petani untuk terbang bebas menyirami padi di sawah seluas 400 meter persegi di desa tersebut. 

Menanggapi kegiatan KKN yang diinisiasi oleh Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik DTE ITS, Omar menyebut, dirinya dan tim menerima sambutan positif dan meriah dari petani. Para petani berharap agar alat tersebut mampu menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kualitas padi yang dihasilkan. Di lain sisi, Omar pun berharap kegiatan ini dapat meningkatkan upaya penguatan swasembada pangan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.  (*)

 

Reporter: Nabila Hisanah Yusri
Redaktur: Shafa Annisa Ramadhani

Berita Terkait